Dokter Tirta Bahas Efek Sound Horeg, Sebahaya Apa?

Dokter Tirta ikutan menyoroti dampak sound horeg yang khas dari Jawa Timur Bersama dokter THT Mahatma Sotya Bawono di konten Suara Tirta.

"Sound horeg menjadi warisan budaya di beberapa daerah di Jawa tengah dan Jawa Timur. Dan di India melakukan itu," papar Tirta.

"Banyak yang beralasan 'itu sound konser juga gede-gede'. Dokter Boni ada pendapat nggak?" tanyanya.

Baca Juga: Anak Dokter Tirta Pernah Sebar Video Kartun Porno ke Teman, Berujung Kena Pukul

Dokter Boni memberikan gambaran luas sebelum menyasar soal dampak sound horeg.

"Kita Kembali ke filosofi yang tadi, Berlebihan itu jelek. Tinggal pada kondisi itu kan pakai getaran ya," ungkap Dokter Boni.

Baca Juga: Dokter Tirta Soroti Kasus Pemerkosa Pendamping Pasien: Pelaku harus dihukum

"Pakai getaran sampai 130 decibel. Kalau memang bicara keamanan itu dilakukan terus menerus potensi rusak pasti ada," lanjutnya.

Namun Dokter Boni tidak bisa memberikan detail paparan dan resiko karena belum ada data.

"Berapa lamanya ya karena belum ada datanya kita belum bisa bilang. Artinya berapa lama orang terpapar itu baru rusak," jelas dia.

Ketiadaan data karena pelaku dan penyuka sound horeg belum ada yang melakukan tes kesehatan pada THT-nya.

"Kalau kita bicara belum ada korban ya karena yang terpapar belum melakukan tes," kata Dokter Boni.

Dokter Tirta dan Dokter Boni [YouTube]

Dia pun memberikan contoh dengan trens fastfood di Amerika pada 70-an.

"Waktu itu ditanya soal fastfood berbahaya waktu itu ya tidak ada yang bisa menjawab. Amerika panen tahun 90-an," papar Dokter Boni.

Dia pun menarik kesimpulan adanya potensi kerusakan karena sound horeg baru bisa ditemukan beberapa tahun kedepan.

"Ini kita baru bisa menjawab dengan fakta. Kira-kira 10 tahun kemudian," ucap Dokter Boni.

"Tapi di saat menemukan factor resiko apakah dijalankan terus, monggo dari yang mau menikmati," imbuhnya.