Setelah Nirina Zubir, Ade Jigo diduga juga berhadapan dengan mafia tanah.
Pada Kamis (4/7/2024), pengadilan dan polisi mengeksekusi rumah dan tanah warisan orangtuanya.
Eksekusi rumah di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan tersebut diwarnai aksi saling dorong sehingga suasana tidak kondusif.
Lihat postingan ini di Instagram
Ade Jigo tidak terima rumah dan tanah warisan orangtuanya dieksekusi karena memegang sertifikatnya.
Oleh sebab itu, Ade terus berusaha untuk bernegoisasi dengan juru sita Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
“Saya punya sertifikat, saya punya bukti ahli waris!” tegasnya, mengutip detikHot.
Selain itu, Ade mengaku belum menerima pembatalan sertifikat dari BPN (Badan Pertanahan Nasional) sehingga eksekusi hari ini dianggapnya tidak sah.
Sayangnya negoisasi tersebut tidak berhasil sehingga juru sita PN Jakarta Selatan tetap mengangkut barang dari rumah warisan orangtua Ade Jinggo.
Ausri Mainur, juru sita PN Jakarta Selatan, pun merasa hanya melakukan tugasnya.
Ade Jigo (Instagram)
Ade Jigo sebenarnya sudah berupaya menggugat pembatalan eksekusi.
Karena itu, Abbas kuasa hukum keluarga Ade Jigo merasa eksekusi tersebut ilegal.
Terlebih putusan dari gugatan Ade Jigo ke PN Jakarta Selatan baru diputuskan pada 9 Juli mendatang.
“Kami sudah mengajukan gugatan untuk pembatalan eksekusi dan baru diputuskan 9 Juli nanti. Jadi ini eksekusi ilegal,” kata Abbas.
Kendati begitu, Ausri Mainur tetap tak bergeming. “Silakan tanya pada humas (PN Jakarta Selatan),” timpalnya.
Sebagai informasi, eksekusi dilakukan karena pemohon atas nama Martha Merry Nasiboe memenangkan Peninjauan Kembali.
Sengketa tanah keluarga Ade Jigo ini pun kabarnya sudah berlangsung sejak tahun 1993.
