Profil Chairul Tanjung, Bos Trans7 yang Disorot di Tengah Konflik dengan Ponpes Lirboyo

Konflik antara Trans7 dan Pondok Pesantren (ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, tengah menjadi perhatian publik setelah tayangan program Xpose Uncensored pada 13 Oktober 2025 dianggap menyinggung lembaga pendidikan Islam tersebut.

Tayangan itu memicu gelombang reaksi keras hingga muncul tagar #BoikotTrans7 yang viral di media sosial X (Twitter). Ribuan warganet, alumni pesantren, serta masyarakat luas menuntut permintaan maaf resmi dan evaluasi atas tayangan tersebut.

Pihak Trans7 akhirnya menyampaikan permohonan maaf terbuka atas keteledoran yang terjadi dan berjanji akan memperbaiki ke depan. Namun, langkah itu belum sepenuhnya meredakan tuntutan boikot karena dinilai belum memadai oleh sebagian pihak.

Baca Juga: Ini Narasi Provokatif Program Trans7 yang Bikin Ponpes Lirboyo Geram

Sorotan pun kemudian mengarah kepada Chairul Tanjung, pemilik Trans7 sekaligus pemimpin CT Corp yang menaungi berbagai bisnis besar di Indonesia.

Profil Chairul Tanjung

Baca Juga: Sejarah dan Kiprah Ponpes Lirboyo, Pondok 115 Tahun Kini Berkonflik dengan Trans7

Chairul Tanjung dikenal sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Tanah Air dengan jaringan bisnis luas di sektor keuangan, media, dan ritel. Ia lahir di Jakarta pada 18 Juni 1962 dan dikenal dengan julukan “Si Anak Singkong”, menggambarkan perjalanan hidupnya yang dimulai dari kondisi sederhana hingga menjadi konglomerat besar.

Chairul Tanjung merupakan anak dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Sang ayah adalah wartawan pada masa Orde Lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.

Ia tumbuh dalam keluarga besar dengan enam saudara lainnya yang hidup sederhana dan menjunjung tinggi nilai kejujuran serta pendidikan. Keluarga Chairul Tanjung memiliki latar belakang beragam.