Parah! Lokasi Nabi Musa Terima Wahyu akan Dijadikan Resor Mewah, Begini Penampakannya

Media sosial saat ini tengah dihebohkan dengan kabar viral tentang akan dibangunnya resor mewah di tempat yang memiliki nilai sejarah bagi umat Islam.
Lokasi tersebut berada di Gunung Sinai yang juga disebut sebagai Jabal (gunung) Musa di Mesir, tempat Nabi Musa AS menerima wahyu dari Allah SWT.
Kabar Gunung Sinai akan dijadikan resor mewah ini sungguh berita yang menyedihkan dan melukai hati umat Islam dengan sangat parah.
Baca Juga: Oki Setiana Dewi Bakal Tetap Isi Ceramah setelah Pindah ke Mesir Sekeluarga
Hal itu dikarenakan pembangunan itu dikhawatirkan dapat mengikis nilai spiritual dan warisan budaya di gunung tersebut.
Selain terancamnya nilai spiritual, masyarakat setempat juga khawatir akan hilangnya keaslian lanskap di Gunung Sinai yang telah dilindungi UNESCO sebagai proyek warisan dunia, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.
Baca Juga: Pengakuan Syahrini Dapat Penghargaan Dibantah UNESCO
Gunung Sinai, Mesir (IG @faithonchrist)
Tanpa disadari, proyek pembangunan resor mewah tersebut juga berdampak langsung pada Komunitas Baduy Jebeleya, yaitu masyarakat adat penjaga kawasan Gunung Sinai.
Jika megaproyek itu benar-benar terlaksana, maka rumah, perkemahan, wisata, bahkan makam leluhur mereka sudah pasti akan tergusur.
Kritikan yang terus menggema menyebut rencana pembangunan proyek resor mewah ini hanya mengutamakan kepentingan luar, seperti investor, daripada warga lokal.
Kepentingan pribadi tersebut dinilai mampu menciptakan jurang antara modernisasi yang dipaksakan dengan warisan nomaden yang telah hidup berabad-abad di kawasan gunung tersebut.
Meski pemerintah Mesir mengklaim megaproyek ini akan mendorong tumbuhnya pariwisata dan ekonomi, penolakan terus berdatangan.
Penolakan itu berasal dari UNESCO, para aktivis, hingga Gereja Ortodoks Yunani yang juga memiliki ikatan sejarah dengan Biara St. Chaterine.
Dunia internasional pun menyerukan perlindungan, agar Gunung Sinai tetap menjadi pusat spiritual lintas agama dan budaya, bukan hanya sebagai tempat wisata komersial.