Meski Tertimbun Runtuhan Bangunan Musala, Haikal Tetap Salat Lima Waktu dengan Gerakan Mata
Beredar kisah-kisah menyentuh dan pilu yang datang dari reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren (ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo yang ambruk pada Senin (29/9/2025) sore.
Kisah-kisah memilukan itu adalah tentang para santri yang dengan sisa-sisa tenaga mereka mencoba bertahan hidup di bawah reruntuhan bangunan musala, yang seakan-akan hancur diterjang gempa.
Salah satu kisah pilu diceritakan oleh santri Ponpes Al Khoziny yang bernama Haikal. Nama Haikal menjadi viral usai video dirinya beredar luas di media sosial.
Baca Juga: Firasat Ibu Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Anak Ingin Jalan-jalan
Dalam video viral itu terlihat Haikal berbaring tanpa bisa bergerak, karena tubuhnya tertindih runtuhan tembok musala.
Video itu semakin viral dan mengundang linangan air mata netizen, mana kala seorang tim penyelamat datang berusaha mengeluarkan Haikal dari reruntuhan, sambil menanyakan bagian tubuh mana yang ia rasa sakit.
Baca Juga: Tangan Kiri Diamputasi karena Terjepit, Santri Ponpes Al Khoziny Ikhlas: Insya Allah Saya Ridho
Haikal pun menjawab dengan suara lemas setengah merintih bahwa sekujur tubuhnya terasa sakit.
Tim penyelamat itu memberi Haikal semangat dan berjanji segera mengeluarkannya dari bawah reruntuhan.
Pada Rabu (1/10/2025) sore, Haikal yang berusia 13 tahun itu berhasil dievakuasi, dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo.
Saat berada di rumah sakit, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, Haikal mengatakan bahwa dirinya tetap menunaikan salat lima waktu meski seluruh tubuhnya tertimbun reruntuhan bangunan.
72BABADB-2162-4081-8CC1-D8CDD1ACF42EHaikal melaksanakan salat dengan menggerakkan mata sesuai dengan apa yang diajarkan oleh kedua orang tuanya.
Ketika waktu Isya tiba, ia mengingatkan teman yang ada di sampingnya untuk melaksanakan salat.
"Ayo salat, ayo salat," ajak Haikal pada teman di sebelahnya yang sama-sama berada di bawah reruntuhan bangunan.
Kala itu Haikal mengaku masih mendengar respons dari temannya meski lebih mirip suara rintihan pelan dan lemas. Bahkan, Haikal juga bercerita bahwa dirinya mendengar suara seseorang yang sedang menjadi imam salat, tapi ia tak tahu siapa. Meski begitu, Haikal tetap melaksanakan salat Isya mengikuti suara imam tersebut.
Keesokan harinya, di waktu Subuh, Haikal kembali mengajak teman di sampingnya untuk menunaikan salat, tapi temannya tak lagi menyahut. Dan di hari itulah Haikal sadar bahwa teman di sebelahnya sudah meninggal.
Hingga saat ini, diperkirakan masih ada 59 santri yang berada di bawah reruntuhan, tapi tanpa tanda kehidupan.