Minat baca pada anak sebaiknya ditanamkan sejak usia dini. Kesadaran ini juga dimiliki oleh Audy Item.
Menurut Audy Item, pertumbuhan minat baca pada anak tergantung pada pola asuh yang diberikan oleh orangtua.
Audy sendiri telah memperkenalkan dunia literasi kepada anak-anaknya sejak usia dini.
Audy Item bersama suami dan anak-anak [Instagram]
Penerapan ini dimulai ketika anak pertamanya, Atreya Syahla Putri, berusia lima tahun. Salah satu metodenya adalah dengan mengulangi materi pelajaran yang diperoleh di sekolah.
“Dari materi sekolah, kami selalu mengulanginya di rumah,” ungkap Audy Item.
Sementara itu, menurut psikolog anak Ike R. Sugianto, mengenalkan anak pada kegiatan membaca dapat dimulai sejak usia 6 bulan. Namun, ini sebaiknya dilakukan langsung oleh orangtua, bukan pengasuh.
Menurut Ike, hal ini dapat memperkuat ikatan dan kebersamaan antara anak dan orangtua.
“Sejak usia 6 bulan, anak sudah dapat diperkenalkan pada kegiatan membaca dengan duduk bersama di pangkuan ibunya sambil mendengarkan cerita. Ketika anak mencapai usia 6 – 7 tahun, ia sudah mulai dapat membaca sendiri,” kata Ike dikutip dari laman Haibunda.
View this post on Instagram
“Impact dari kegiatan membaca akan berbeda jika yang membacakan adalah pengasuh,” tambahnya.
Dalam kesempatan lain, psikolog anak Nadya Pramesrani menyatakan bahwa orangtua tidak bisa berharap anak bisa membaca tanpa memiliki minat baca yang kuat. Oleh karena itu, menanamkan minat baca pada anak sejak dini sangatlah penting.
“Ketika anak tumbuh lebih besar, orangtua dapat memberikan pilihan bacaan. Dari sana, terbentuklah kegiatan rutin mengenai membaca gambar. Anak juga akan lebih peka terhadap simbol-simbol,” ungkap Nadya.
