Ayah Pembunuh Dina Oktaviani Beri Pengakuan Mengejutkan soal Heryanto: Dia Itu...

Karsa (50), ayah dari Heryanto (27), pelaku utama dalam kasus pembunuhan Dina Oktaviani, mengaku mengalami syok dan kaget mendengar kabar bahwa putranya diduga melakukan pembunuhan sadis terhadap anak buahnya sendiri di minimarket Alfamart.
"Saya syok banget dengarnya, kaget. Soalnya belum pernah ada cerita yang bikin kecewa dari dia," ujar Karsa, Jumat (10/10/2025).
Kekagetan Karsa muncul karena dalam pandangannya, Heryanto sejak kecil dikenal sebagai pribadi yang tenang dan tidak bermasalah. Sang ayah menyatakan tidak pernah ada tanda-tanda sebelumnya bahwa putranya memiliki sifat yang suka membuat onar atau terlibat dalam perbuatan kriminal.
Baca Juga: Kisah Tragis Dina Oktaviani Dibunuh Atasan: Masalah Cinta hingga Bujukan ke 'Orang Pintar'
Di balik sifat tenangnya, Karsa mengungkapkan sebuah karakter Heryanto yang mungkin menjadi kunci dalam memahami motif di balik tindak kejahatan ini.
"Dia itu apa-apa suka dipendam sendiri. Kalau ada masalah keuangan, enggak pernah banyak cerita. Kalau bisa ditanggung sendiri ya ditanggung," tuturnya.
Baca Juga: Katalog Promo JSM Alfamart Sabtu 23 Agustus 2025: Banjir Diskon Minyak Goreng
Karsa mengakui bahwa dirinya hanya mengetahui sepintas bahwa Heryanto pernah berniat meminjam uang ke bank karena masalah ekonomi. "Cuma sebatas dengar saja, katanya mau pinjam. Tapi soal jadi minjam ke banknya, saya enggak tahu," jelasnya.
Dina Oktaviani dan Heryanto
Heryanto, yang menurut pengakuan polisi membunuh korban untuk merampas harta berupa perhiasan dan sepeda motor, ternyata telah berkeluarga.
Ia tinggal di sebuah rumah sederhana bercat kuning di kawasan perbukitan, yang juga diduga menjadi lokasi pembunuhan Dina, selama empat tahun terakhir. Ia menempati rumah itu bersama istrinya sejak menikah di masa pandemi Covid-19 dan telah dikaruniai seorang anak.
Dina bersama keluarganya
Pengakuan sang ayah ini menyiratkan gambaran kehidupan pribadi tersangka yang penuh dengan ketertutupan, di mana masalah ekonomi yang dihadapinya tidak dikomunikasikan secara terbuka, bahkan kepada keluarganya sendiri.