Sinopsis Film RIBA: Kisah Nyata Pesugihan Getih Anak
Berbeda dari film horor konvensional yang mengandalkan sosok hantu dan jump scare, RIBA menghadirkan ketegangan lewat drama keluarga dan konflik batin manusia.
Film ini menyoroti tekanan ekonomi, keputusasaan, dan godaan kekayaan instan yang membuat seseorang rela mempertaruhkan moral dan keluarganya sendiri.
Produser Titin Suryani mengatakan film ini tidak hanya ingin menakuti penonton, tetapi juga menggugah hati dan mengajak merenung setelah keluar dari bioskop.
Sinopsis Film RIBA
Sugi (Ibrahim Risyad) adalah seorang ayah muda yang hidup sederhana bersama istri tercintanya Rohma (Fanny Ghassani), dua anak mereka Dimas (Kevin Danu) dan Bening (Emilat Morshedi), serta ibu mertuanya Lastri (Jajang C. Noer). Kehidupan yang awalnya damai berubah kelam saat Sugi terjerat hutang RIBA kepada juragan kejam.
Dalam keputusasaan, Sugi mendapat tawaran dari sahabat lamanya Muji (Wafda Saifan) untuk melakukan pesugihan “Getih Anak”, ritual gelap yang menjanjikan kekayaan cepat dengan imbalan darah sebagai tumbal.
Namun kekayaan itu datang bersama kutukan mengerikan. Kegelapan mulai menghantui rumah mereka — dari perubahan perilaku hingga teror mistis yang mengancam nyawa keluarga.
Sugi pun harus menanggung akibat dari pilihan kelamnya, saat ia menyadari setiap tetes darah membawa harga yang tak bisa ditebus.
Ritual, Dosa, dan Harga Sebuah Keputusan
Film RIBA bukan hanya kisah horor tentang pesugihan, tapi juga cermin realitas sosial, menggambarkan bagaimana tekanan ekonomi bisa menggerus moral dan logika manusia.
Cerita ini menegaskan satu pesan: tidak semua jalan pintas membawa kebahagiaan, dan setiap keputusan selalu memiliki konsekuensi yang harus dibayar mahal.