Sandra Dewi kedapatan memakai sandal Hermes seharga Rp 17 jutaan yang langsung jadi sindiran netizen.
Seleb 40 tahun ini memang masih jadi sorotan karena suaminya, Harvey Moeis terjerat kasus korupsi tata niaga timah yang menyebabkan negara mengalami kerugian Rp 271 triliun.
Hal itu berimbas pada penampilan Sandra Dewi yang kerap memakai barang-barang branded ikut dikulik.
Dalam unggahan akun Instagram @hermes.selebriti pada Selasa (2/4/2024), terungkap harga sandal warna hitam yang dipakai Sandra Dewi baru-baru ini.
Sandra Dewi [Instagram]
Di kesempatan itu, Sandra Dewi tampil kasual memakai atasan blus setengah lengan yang dipadukan dengan celana jeans selutut.
Dia melengkapi penampilannya dengan menenteng hand bag warna hitam serta sandal hitam merek Hermes.
Terungkap sandal Hermes milik Sandra itu adalah H Empire sandal in calfskin with anatomical sole and iconic palladium-plated Kelly buckle yang dibuat di Italia.
Harga sandal Hermes itu adalah 1,150 dollar atau sekitar Rp 17.825.000.
Netizen ramai menyindir Sandra Dewi yang bergaya elit tapi memakai hasil uang korupsi yang dilakukan suaminya.
“Gaya elit tapi hasil korupsi uang rakyat terus gimana kalau aset disita semuanya,” kata netizen. “Hedon dapat nyolong gak tuh..” sambung netizen. “Pk duit rakyatt bangkaa belinya,” ucap netizen.
“Hasil korup dibagga bangga in,” komentar netizen. “Duh duit gw dipake beli beginian, gw nya cuma pake swalow,” seru netizen. “Sandalnya terbuat dari timah,” ujar netizen.
View this post on Instagram
Sebelumnya Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menggeledah rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis yang berada di Pakubuwono, Jakarta Selatan pada Senin (1/4/2024).
Dalam penggeledahan itu, penyidik Kejagung menyita 2 mobil mewah milik Harvey Moeis yakni Mini Cooper S Countryman F 60 warna merah dan Rolls Royce warna hitam.
Rolls Royce itu adalah mobil kado ulang tahun Sandra Dewi ke-40 dari Harvey Moeis pada 2023 lalu.
Sebagai informasi, Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT Timah Tbk. (TINS) periode 2015–2022.
Kasus ini diusut sejak awal Januari 2024. Sejauh ini sudah ada 16 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
