Raja Ampat Terancam Jadi Tambang Nikel, Netizen Serukan Tagar #Saverajaampat

Raja Ampat yang disebut sebagai salah satu surga di Indonesia kini tengah menghadapi acaman nyata. 

Bayangkan sebuah surga tropis dengan gugusan pulau karang, laut sebening kristal, dan biota laut yang tidak tertandingi terancam akan dijadikan sebagai tambang nikel yang dapat mengubah wajah kawasan ini selamanya.

Isu yang beredar mengatakan bahwa ada rencana pembangunan smelter nikel di wilayah tersebut. 

Baca Juga: Nora Alexandra Jadi Sasaran Hujatan Fans SID

Gelombang protes pun bermunculan dari masyarakat adat, pegiat lingkungan, dan aktivis muda Papua yang menyuarakan satu pesan tegas "Selamatkan Raja Ampat dari Tambang Nikel!"

Netizen geram dan ikut beramai-ramai menyuarakan tagar #saverajaampat sebagai bentuk protes mereka atas keserakahan orang-orang di balik ekspansi tambang nikel.

Baca Juga: Ivan Gunawan Kena Mental Hadapi Komentar Negatif Netizen

"Rakus amat ngalah-ngalahin firaun," komentar netizen.

"Gemes ya Allah, pengen nimpuk," ujar lainnya. 

"Mau sampai kapan lingkungan dirusak pak demi cuan?" seloroh akun lain.

Evia Nursanty selaku ketua Komisi VII DPR RI juga mendesak evaluasi tambang nikel di Raja Ampat. 

Lebih lanjut, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga akan memanggil pemegang izin tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, untuk melakukan evaluasi aktivitas pertambangan.

Ia mengungkapkan terdapat aspirasi masyarakat Papua yang menginginkan pembangunan smelter di sana.

Raja Ampat bukan sekadar destinasi wisata. Tempat ini juga menjadi rumah bagi lebih dari 1.500 spesies ikan dan 600 spesies terumbu karang menjadikannya salah satu ekosistem laut paling kaya di dunia. 

Kawasan ini juga menyimpan nilai sosial dan spiritual tinggi bagi masyarakat adat Papua.

Namun dalam lima tahun terakhir, menurut laporan organisasi lingkungan Auriga Nusantara, wilayah Raja Ampat mengalami tekanan akibat meningkatnya izin usaha pertambangan, terutama untuk eksplorasi dan produksi nikel. 

Aktivitas ini menyebabkan deforestasi, pencemaran air, hingga sedimentasi yang merusak ekosistem laut.