Marshanda Coba Rukyah Sebelum Didiagnosa Bipolar
Marshanda berbagi kisah sulit perjalanan hidupnya sebelum mengetahui bahwa dirinya mengidap bipolar disorder.
Saat berbicara dengan dokter Richard Lee, ia merefleksikan momen sebelumnya ketika dirinya belum menyadari kondisi kesehatan mental yang terganggu.
Sebelum menjalani perawatan psikiater, Marshanda mengungkapkan bahwa ia pernah menjalani proses ruqyah (rukiyah) atau eksorsisme karena keluarganya khawatir dan bingung dengan perubahan perilakunya.
View this post on Instagram
“Pernah gue dirukiah, keluarga gue worry banget kan. Keluarga gue worry banget sebelum ke psikiater,” ujar Marshanda.
“‘Ini si Chaca kenapa kok jadi kayak orang lain’,” ujar Marshanda, menggambarkan ketidakpahamannya tentang kondisi kesehatan mentalnya pada saat itu.
Dalam wawancara dengan dokter Richard Lee di YouTube, Marshanda juga mengungkapkan awal mula ketidakstabilan mentalnya yang bermula dari ketidaktahuannya tentang bahaya mengonsumsi obat tanpa resep dokter.
Saat masih berusia 15 tahun, ia secara tidak sengaja mengonsumsi obat psikiatri jenis X**ax, yang awalnya diberikan untuk mengatasi masalah tidurnya yang terganggu.
Keinginannya untuk tetap terjaga demi kesibukannya dalam dunia syuting dan sekolah mengakibatkan konsumsi kopi secara berlebihan.
Seorang kenalan yang khawatir melihatnya sulit tidur, menawarkan pil X**ax tanpa memberikan pengetahuan yang memadai tentang obat tersebut.
Marshanda, yang masih belia pada saat itu, mengonsumsi obat tersebut tanpa menyadari konsekuensinya.
Perlahan-lahan, dosis obat yang dikonsumsinya meningkat seiring waktu, membawanya pada tahap ketergantungan.
Setelah setahun, Marshanda menyadari bahwa kondisinya semakin buruk, dan upaya untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan terhadap stabilitas emosinya.
Marshanda (Instagram)
Baru empat tahun terakhir, Marshanda menyadari secara mendalam mengenai bahaya obat yang pernah dikonsumsinya.
Saat usianya mencapai 30 tahun, ia melakukan riset dan mengetahui bahwa obat tersebut termasuk dalam kategori benzodiazepin, yang memiliki potensi adiktif jika dikonsumsi secara rutin.
Kisah sulit Marshanda mencerminkan pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mental dan bahaya penggunaan obat tanpa pengawasan medis yang tepat.
