Kerap Diidap Orang Dewasa dan Anak-anak, Ini Pengertian Selective Eating Disorder
Me and Moms

Memilih-milih apa yang akan dimakan dan apa yang tidak, bisa terjadi karena berbagai alasan. Mulai dari alasan kesehatan, alasan gaya hidup, atau alasan ekonomi.
Tapi bagaimana dengan orang yang tidak bisa memakan makanan tertentu bahkan enggan memasukannya ke dalam mulut?
Baca Juga: Bisa Berakibat Fatal, Begini Cara Atasi Anak Tersedak
Nah beberapa orang, baik orang dewasa serta anak-anak, memang bisa cenderung menjadi orang yang kerap pilih-pilih soal makanan.
Dalam bahasa medis, orang pemilih atau picky eaters disebut sebagai Selective Eating Disorder atau SED.
Pengertian Selective Eating Disorder
Baca Juga: Orangtua, Simak Cara Mengajarkan Anak Keramas Berikut Ini Yuk!
Konsep SED sendiri belum banyak diterima oleh seluruh kalangan masyarakat.
Di tahun 2013, SED diakui sebagai kategori gangguan makan di American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.
Namun di Inggris, Deanne Jade, seorang pendiri National Centre for Eating Disorders mengatakan hal sebaliknya.
Ia menyebut seseorang yang selektif soal makanan merupakan kebiasaan makan saja, dan bukanlah masalah gangguan makan.
Lain lagi dengan Felix Economakis, seorang psikolog konseling dan hipnotis klinis di Inggris yang meyakini SED benar-benar ada.
Ia pertama kali menyadari ketika ia muncul dalam seri dokumenter yang tayang di TV Inggris pada 2007 silam.
Pada serial tersebut, Felix bertemu orang-orang yang tampaknya tidak hanya tak mau mencoba makanan tertentu tapi juga merasa takut untuk mencobanya.
Sejak saat itu, Felix mulai melakukan terapi bagi orang-orang yang fobia terhadap makanan tertentu. Menurut Felix, ada perbedaan antara SED dan pemilih makanan.
Meski kadang membingungkan, SED adalah jenis fobia di mana seseorang tidak dapat makan atau menelan makanan tertentu, bahkan jika mereka ingin mencobanya.
Felix menyebut bagaimana dirinya telah bertemu seseorang yang hanya dapat makan roti, tidak yang lain.
Felix juga pernah bertemu orang yang hanya bisa makan 15 jenis makanan. Meski terkesan banyak, 15 jenis makanan masih jauh dari jumlah seluruh makanan yang ada di bumi.
Felix merangkum ada tiga penyebab utama terjadinya SED. Hal yang paling sering terjadi adalah Food PTSD.
Food PTSD biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki pengalaman kurang mengenakan dengan makanan tertentu misal, tersedak atau sakit perut.
"Kita akan langsung berpikir, apa penyebabnya? Oke, makanan. Saya tidak bisa makan itu lagi," kata Felix, dibuat IndoPop.
Selain itu, hal lain yang menjadi isu pada gangguan makan adalah adanya masalah pada proses sensori.
"Beberapa tekstur mungkin terasa terlalu renyah atau terlalu basah atau aneh, apa pun yang mungkin terjadi."
Alasan terakhir adalah pergeseran dalam dinamika keluarga.
"Orang-orang mungkin seperti, 'Anak saya makan seperti biasanya, hingga akhirnya saya bercerai atau pindah dan tiba-tiba ia benar-benar rewel dengan makanan'."
Seperti kebanyakan masalah kecemasan, Felix percaya bahwa semakin lama tidak diobati, akan menjadi lebih buruk nantinya.
Jadi apa pengobatannya? Ketika Felix mulai melihat kasus, dia berasumsi ia berurusan dengan gangguan pengolahan sensorik.
Namun Felix kemudian berpikir bahwa hal tersebut bisa jadi merupakan fobia.
"Saya pikir jika itu bertindak seperti fobia, maka mungkin adalah fobia."
Masuk atau tidaknya SED dalam masalah gangguan medis, jelas ada orang-orang di luar sana yang terkena dampak tidak bisa makan makanan tertentu.
"Cara termudah untuk mengatasinya adalah untuk melihat seseorang yang tahu apa yang mereka lakukan."
"Orang-orang mengatakan kepada saya, 'Saya pikir itu hanya terjadi pada saya. Saya pikir saya aneh. Dan kemudian mereka menyadari itu adalah kondisi yang bisa membantu. Anda tidak sendiri," tutupnya.