HYBE Bantah Gunakan Berita Negatif Untuk Marketing Promosi
K-POP

Perusahaan HYBE sekali lagi membantah dugaan penggunaan berita buruk untuk mendongkrak penjualan.
Media No Cut News pada Selasa (12/11) membagikan sikap perusahan multilabel itu terkait Laporan Tren Industri Musik Mingguan yang kontroversial.
Pada laporan itu disebutkan HYBE berencana untuk mengambil tindakan yang tepat setelah peninjauan internal pada mantan pemimpin redaksi Majalah Weverse.
Baca Juga: Sepak Terjang Tom Lembong, Disebut Gibran Rakabuming saat Debat Cawapres
Saat ini, mantan pemimpin redaksi diberhentikan sementara dari jabatannya hingga pemberitahuan lebih lanjut.
HYBE menjelaskan bahwa mantan pemimpin redaksi itu membuat dokumen internal sebagai tugas yang terpisah dari produksi Majalah Weverse.
Baca Juga: Sabrina Chairunnisa Unboxing Sepatu Rp15 Juta Hadiah Baek Hyun Woo untuk Hong Hae In 'Queen of Tears'
Selain itu, personel yang meminta tugas terkait pemantauan terpisah dari tim produksi Majalah Weverse.
Sebelumnya, pada tanggal 1 November, seorang individu berinisal 'Karyawan A' mengaku sebagai anggota staf HYBE.
Dia menyebutkan bahwa apa yang disuruh telah dilakukan sesuai rencana, mengacu pada pemberitaan negatif untuk marketing.
"Bertentangan dengan klaim bahwa pemasaran terbalik tidak diterapkan, banyak aspek yang disebutkan dalam laporan ini sebenarnya dilakukan sesuai rencana," spill dia.
Karyawan A ini menambahkan bahwa semua itu berasal dari perintah atasan dan dilakukan sesuai intruksi.
"Tujuan dari laporan ini jelas. Seseorang mengeluarkan instruksi dengan agenda, dan yang lain dengan setia melaksanakannya," papar dia.
Mendengar adanya impostor dalam perusahaan, HYBE membantah celotehan itu.
"Klaim bahwa perusahaan kami melakukan pemasaran terbalik tidak benar," kata perwakilan HYBE.
"Kami sedang mempertimbangkan tindakan yang diperlukan terkait klaim palsu marketing terbalik ini," sambungnya.
Dampak dari bocornya Laporan Tren Industri internal itu hingga kini masih menjadi buah pembicaraan. CEO HYBE meminta maaf pada CEO agensi lain.
Selain itu, muncul petisi publik pada sistem e-petisi Majelis Nasional.
Itu permintaan untuk mencabut penunjukan HYBE sebagai perusahaan terkemuka telah mengumpulkan lebih dari 50 ribu tanda tangan.