Digelandang ke Tahanan, Nadiem Makarim Titip Pesan Haru untuk 4 Anak Balitanya

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, kini mendekam di tahanan usai ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi.

Ia dituduh terlibat dalam proyek pengadaan laptop Chromebook untuk program digitalisasi pendidikan periode 2019–2022.

Saat digiring menuju mobil tahanan pada Kamis sore (4/9/2025), Nadiem sempat menyampaikan pesan emosional yang ditujukan khusus bagi keluarganya, terutama keempat anaknya yang masih balita.

Baca Juga: Hotman Paris Siap Bongkar Aliran Dana Nadiem Makarim Langsung di Hadapan Prabowo

“Untuk keluarga saya, terutama empat balita saya, tetaplah kuat. Kebenaran pada akhirnya akan terungkap,” ujarnya dari balik mobil tahanan.

Nadiem memiliki seorang istri bernama Franka Franklin. Dari pernikahan keduanya, mereka dikaruniai empat orang anak. Anak pertama bernama Solara Franklin Makarim, anak ketiga Sierra Franklin Makarim (lahir 22 April 2020), dan Samudra, si bungsu yang lahir pada tahun 2024. Anak ketiga Nadiem dirahasiakan dengan alasan privasi.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga menegaskan keyakinannya pada perlindungan Tuhan.

Baca Juga: Sah Tersangka Korupsi, Pernyataan Nadiem Makarim di Podcast Deddy Corbuzier Viral

“Allah melindungi saya. Allah tahu kebenaran yang sebenarnya,” tambahnya.

Setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung, Nadiem langsung ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Masa penahanan dijadwalkan berlangsung selama 20 hari pertama.

Nadiem Makarim sah jadi tersangka korupsi

Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo, menjelaskan bahwa keputusan penetapan tersangka diambil setelah penyidik mengantongi bukti yang cukup.

“Hari ini kami menetapkan seorang tersangka dengan inisial NAM, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2019–2024,” terang Nurcahyo dalam konferensi pers di Gedung Kejaksaan Agung, Kamis (4/9/2025).

Program pengadaan Chromebook tersebut memiliki nilai fantastis, yakni sekitar Rp 9,9 triliun. Dari jumlah tersebut, negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 1,98 triliun.

Nadiem Makarim

Salah satu sorotan utama dalam kasus ini adalah adanya dugaan penguncian spesifikasi laptop yang diarahkan khusus ke produk Google. Padahal, perangkat tersebut sebelumnya telah dinilai tidak sesuai untuk digunakan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).