Dear Pak Direktur FIF Group Setia Budi Tarigan, Almarhum Argo Ternyata Anak Yatim
Gosip

Kisah memilukan tentang Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Universitas Gadjah Mada, menyeruak ke permukaan setelah ia menjadi korban tragis dalam insiden mengerikan yang melibatkan Christiano Tarigan, anak dari Direktur Operasional FIF Group, Setia Budi Tarigan.
Kejadian itu terjadi di Jalan Sleman-Yogyakarta, dan membuka tabir kehidupan Argo yang selama ini dipenuhi keprihatinan.
Dari sebuah tangkapan layar pesan yang diunggah oleh akun @bbeanaebb di platform X, tergambar jelas potret kehidupan Argo yang jauh dari kemewahan. Ia berasal dari keluarga sederhana.
Baca Juga: Sejarah FIF Group, Kantor Setia Budi Tarigan, Diduga Ayah Penabrak Mahasiwa UGM Argo Ericko Hingga Meninggal
Setia Budi Tarigan Diretur Operasional FIF Group. [LinkedIn]
Ayah kandungnya sudah lebih dulu berpulang saat Argo masih duduk di bangku kelas 2 SD. Sejak itu, ibunya menjadi satu-satunya tumpuan hidup—seorang perempuan kuat yang membesarkan Argo seorang diri dalam keterbatasan.
Argo tumbuh menjadi pribadi yang tidak pernah menuntut. Ia memahami betul kondisi ibunya dan memilih untuk tidak menambah beban.
Bahkan ketika berhasil meraih mimpinya untuk kuliah di Universitas Gadjah Mada, ia tetap hidup dalam kesederhanaan. Kebahagiaannya tak terukur saat menerima beasiswa—harapan yang telah lama ia peluk erat dalam diam.
Baca Juga: Mirip Kasus Mario Dandy, Plat BMW Penabrak Argo Ericko Diduga Diganti
Saat tinggal di kost, Argo memilih tempat yang amat sederhana. Kamar mandi di luar, tanpa pendingin udara, tanpa fasilitas mewah—semua dijalani dengan sabar.
Christiano Tarigan dan mobil BMW-nya yang ringsek gegara tabrak alamrhum Argo Ericko Achfandi. [X]
Ia hanya pindah ke tempat yang sedikit lebih layak setelah kasur lamanya benar-benar tak bisa dipakai lagi karena sudah terlalu usang. Selebihnya, semua ia terima dengan lapang hati.
Kini, Argo telah tiada. Ia pergi meninggalkan dunia dengan luka yang dalam—bukan hanya di tubuh, tapi juga di hati mereka yang mengenalnya. Kepergiannya mengundang gelombang empati dari berbagai pihak.
Dari sahabat, kerabat, hingga keluarga besar Universitas Gadjah Mada, semuanya terenyuh. Doa dan dukungan pun mengalir tanpa henti untuk ibunda Argo, sosok perempuan tangguh yang kini harus menelan pahitnya kehilangan anak semata wayang.
Capture percakapan yang menguak kehidupan almarhum Argo Ericko Achfandi. [X]
Mbak Meli, ibunda almarhum Argo, menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas segala bentuk kepedulian publik. Ia tahu, cinta yang ditinggalkan Argo jauh lebih besar daripada tragedi yang merenggut nyawanya.
Argo bukan hanya pergi sebagai korban, tetapi juga sebagai simbol dari perjuangan, ketulusan, dan ketabahan yang tak akan pernah hilang dari ingatan.