Bacaan Ta’awudz Dibuat Bercanda, Kreator Konten Marina Qila Didesak Minta Maaf

Jagat maya kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah video viral dari kreator konten asal Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Marina Qila.

Kreator konten tersebut, Marina Qila, memperdengarkan bacaan ta’awudz yang nadanya ia plesetkan, dan ia jadikan bahan candaan. 

Video viral ini dengan cepat menyebar di media sosial dan mengundang kecaman pedas dari publik, terutama warga lokal Kalimantan Barat.

Baca Juga: Viral! Sopir Truk dan Istrinya Hina Suku Jawa, Langsung Jadi Bulan-bulanan Warga

Dalam video viral yang menghebohkan tersebut, kalimat Ta'awudz yang seharusnya dibaca dan dilafalkan dengan penuh hormat serta khidmat, justru diplesetkan dengan gaya bercanda yang terdengar menghina dan mengejek.

Aksi Marina Qila ini tentu dinilai menyalahi nilai-nilai agama dan mencoreng kemuliaan kalimat-kalimat Allah yang seharusnya dihormati.

Baca Juga: Seperti Apa Tradisi Pesantren yang Diangkat Trans7? Ini Penjelasan Habib Ja’far

Tak butuh waktu lama, video tersebut menjadi perbincangan panas dan memunculkan kritik tajam dari netizen yang menilai aksi itu sebagai bentuk penghinaan terhadap ajaran agama. 

Banyak netizen yang menyayangkan hilangnya adab dalam berkreasi untuk menciptakan sebuah konten demi mengejar kata "viral."

“Semakin ke sini, konten mereka makin ngawur. Semoga Allah memberi hidayah dan mereka mau klarifikasi dengan hati yang bersih,” komentar salah satu netizen.

“Viral boleh, tapi jangan sampai akal sehat ikut hilang,” respons warganet yang lain.

Dalam video Marina Qila tersebut, tampak ia duduk di halaman rumahnya yang notabene lahannya adalah perkebunan.

Foto Marina Qila (Instagram)Tidak jauh dari tempatnya duduk sambil membaca Ta'awudz yang ia plesetkan, dua orang teman perempuannya merekam aksinya tersebut sambil tertawa terbahak-bahak, karena mereka menganggap aksi Marina Qila itu sebagai satu hal yang lucu.

Atas aksi tak pantas itu, warganet mendesak Marina Qila dan teman-temannya segera menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka kepada publik, serta umat beragama.