Seperti Apa Tradisi Pesantren yang Diangkat Trans7? Ini Penjelasan Habib Ja’far

Media sosial dan dunia pertelevisian masih diramaikan oleh tayangan Xpose dari Trans7 yang kemudian menjadi viral.
Viralnya tayangan ini karena tema yang diangkat adalah tentang tradisi pesantren, yang ternyata memunculkan protes keras dari kalangan santri dan masyarakat pesantren lainnya.
Tayangan Xpose Trans7 itu menyoroti tentang tradisi santri di pesantren yang harus selalu berjalan dengan jongkok di hadapan kiai mereka, yang mana terkesan seperti sedang dihukum oleh Satpol PP.
Baca Juga: Narasi Xpose Trans7 Dinilai Hina PP Lirboyo, Berapa Gaji Voice Over Talent?
Selain itu, yang membuat tayangan Xpose ini memunculkan protes, kecaman tajam dan hujatan, hingga tagar #BoikotTrans7 adalah karena narasi yang dinilai merendahkan martabat kiai, yang dianggap kerap menerima uang sogokan dari santri, sehingga kehidupan mereka kaya raya dan mampu membeli sarung seharga jutaan rupiah, serta mobil harga miliaran.
Tapi benarkah kehidupan dan tradisi di pesantren memang seperti itu? Berikut ini penjelasan lengkap Habib Husein Ja’Far Al Hadar yang lebih dikenal dengan nama Habib Ja’far.
Baca Juga: Diera Fajriah Larasati Xpose Trans7 Viral, Haruskah VO Talent Ikut Tanggung Jawab?
Foto Habib Ja Far (Instagram)Terkait permasalahan yang ditimbulkan oleh tayangan program Xpose Trans7, menurut Habib Ja’far, diperlukan pemahaman tentang tradisi pesantren agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Lebih lanjut ia mengatakan, yang paling dibutuhkan adalah media memberikan slot untuk menjelaskan tradisi pesantren itu seperti apa.
Dalam penjelasannya, Habib Ja’far menekankan pentingnya untuk merasakan kehidupan pesantren secara langsung, maka baru bisa memberikan pandangannya mengenai tradisi pesantren, tanpa adanya asumsi yang sebenarnya tidak diketahui.
“Dari POV orang-orang pesantren yang mengerti tentang kepesantrenan itu sendiri, bukan dari asumsi yang tidak diketahui atau yang coba di pesantren sampai memahaminya baru kemudian berbicara tentang pesantren, karena memang iktikadnya begitu. Kalau dalam filsafat disebut fenomenologi, hidup dulu bersama sesuatu, baru kemudian menjelaskannya, menjelaskan sesuatu itu,” kata Habib Ja’far sambil menyetir mobilnya.
“Dan buat para santri, ini satu hikmah tentang pentingnya seorang santri, untuk terus menjelaskan ke publik tentang tradisi pesantren agar tidak disalahpahami,” tuturnya menambahkan.
Sementara itu, dalam akun Instagram pribadinya, Habib Ja’far menjelaskan bahwa dirinya mengetahui dan mengenal berbagai pesantren, termasuk Lirboyo di Kediri. Dan ia pun mengetahui dengan baik seperti apa tradisi di pesantren.
Ia juga berpesan pada para santri agar tetap menahan diri, untuk tidak emosi menanggapi tayangan Xpose Trans7, karena baginya, puncak akhlak adalah berakhlak pada yang tidak berakhlak.