Apa Peran Felicia Tjiasaka Hingga Terseret ke Pusaran Kasus Gagal Bayar Akseleran?

Felicia Putri Tjiasaka—salah satu nama paling dikenal di ranah edukasi finansial digital—akhirnya angkat bicara soal polemik gagal bayar yang tengah melanda platform Peer-to-Peer (P2P) lending, Akseleran. Melalui sebuah video klarifikasi yang ia unggah di TikTok, Felicia menyampaikan permintaan maaf terbuka atas konten lawasnya yang mereview Akseleran sebagai opsi investasi yang relatif aman.

“Aku sadar banyak yang kecewa karena merasa mengambil keputusan finansial usai menonton videoku. Sekuat apapun aku melakukan analisis, tetap ada variabel risiko yang tak bisa aku kontrol,” ucapnya dalam video yang tayang pada Jumat, 20 Juni 2025.

Dari Rekomendasi hingga Risiko

Baca Juga: Felicia Tjiasaka Raup Rp 20 Miliar di Usia 25 Tahun, Kepleset Gagal Bayar Akseleran

Pada tahun 2022, Felicia sempat menyebut Akseleran sebagai salah satu platform P2P lending paling solid dengan proteksi asuransi yang meng-cover risiko hingga 99%. Video tersebut menampilkan simulasi investasi Rp50 juta dengan estimasi return tahunan mencapai dua digit. Meski telah menyisipkan disclaimer bahwa kontennya bukan ajakan investasi, efek viral dari videonya tak terbendung. Banyak audiensnya mengaku terinspirasi ikut berinvestasi di platform tersebut.

Akseleran bukan satu-satunya platform yang pernah disebut Felicia. Ia juga sempat menyebut nama besar lain seperti Investree dan KoinWorks—yang kini juga tengah diterpa isu serupa: pinjaman bermasalah dan gagal bayar dari pihak borrower.

“Sekuat-kuatnya analisis data dan proyeksi, kenyataan di lapangan bisa berkata lain. Aku manusia biasa yang bisa salah,” ungkap Felicia, merespons derasnya sentimen negatif di kolom komentar maupun media sosial.

Baca Juga: Influencer Keuangan Felicia Tjiasaka Minta Maaf Kasus Gagal Bayar Akseleran Capai Rp1,6 M

Upaya Tanggung Jawab Moral: Felicia Buka Formulir Pendampingan

Dalam semangat menjaga integritas sebagai finfluencer, Felicia membuka kanal khusus bagi lender yang terdampak di Akseleran. Ia menyediakan formulir yang bisa diisi investor yang ingin mendapat pendampingan, termasuk bantuan koordinasi dan follow-up dengan pihak terkait.

“Meski secara hukum ini bukan tanggung jawabku, aku rasa ini bagian dari tanggung jawab moralku sebagai orang yang pernah menyuarakan edukasi soal ini,” ujar Felicia, menegaskan niatnya untuk tetap hadir mendampingi komunitas investor digital yang merasa dirugikan.

Di akhir video, Felicia menyelipkan refleksi pribadi. Ia mengajak audiensnya untuk lebih sadar dalam mengelola risiko finansial.

“Semoga kita bisa belajar untuk lebih mindful dan bertanggung jawab dalam setiap keputusan finansial. Karena pada akhirnya, semua keputusan investasi ada di tangan kita sendiri.”

Latar Kasus Gagal Bayar Akseleran

Klarifikasi Felicia muncul di tengah meningkatnya eskalasi kasus gagal bayar di Akseleran. Berdasarkan laporan dari firma hukum Badranaya Partnership, terdapat setidaknya enam lender yang mengalami kerugian hingga total Rp1,67 miliar. Pinjaman yang mereka salurkan telah berstatus non-performing loan lebih dari 90 hari dan hingga kini belum ada pencairan dari skema proteksi asuransi yang semestinya menjadi mitigasi risiko.

Padahal, sebagaimana disampaikan oleh kuasa hukum Sony Hutahaean, Akseleran dan mitra asuransinya pernah menjanjikan penggantian dana pokok maksimal 10 hari kerja pasca klaim diajukan. Ini menjadi ironi mengingat narasi yang dibangun platform sebelumnya adalah keamanan investasi yang ditopang proteksi.

Posisi Akseleran dan Penjelasan Hukum

Secara regulasi, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia telah terdaftar dan berizin sebagai Penyelenggara Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun perlu dipahami, sistem P2P lending pada dasarnya adalah model pasar terbuka (open marketplace) yang mempertemukan lender dan borrower secara langsung.

Dalam situs resminya, Akseleran dengan tegas menyatakan bahwa platform hanya berperan sebagai fasilitator, bukan penjamin pinjaman. Risiko gagal bayar, likuiditas, dan potensi sengketa hukum merupakan bagian dari risiko yang melekat dalam skema ini, dan semua konsekuensi berada di tangan pemberi dan penerima dana.

Pernyataan tersebut mengacu pada regulasi OJK, yang menegaskan bahwa negara dan regulator tidak menjamin pengembalian dana investor pada instrumen seperti P2P lending.

Respons Regulator: OJK Awasi Proses Penyelesaian

OJK melalui Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, Agusman, telah meminta seluruh pengelola platform yang mengalami kasus gagal bayar untuk segera menyelesaikan hak-hak para lender. Termasuk Akseleran, yang kini tengah dimonitor intensif.

Dalam pernyataan resminya, OJK menyebut bahwa langkah yang dapat mereka lakukan adalah melakukan pengawasan ketat, memediasi proses hukum jika dibutuhkan, dan mendorong penyelesaian secara tertib sesuai ketentuan yang berlaku.

Landscape P2P Lending Semakin Menantang

Kasus ini bukan hanya ujian bagi platform seperti Akseleran, tapi juga bagi ekosistem P2P lending secara keseluruhan. Era easy money dan double digit return kini menghadapi realita baru: risiko kredit semakin tinggi, dan perlindungan asuransi tidak selalu real-time.

Bagi para investor ritel, ini menjadi wake-up call untuk tidak hanya terpaku pada angka return, tapi juga menilai sistem mitigasi risiko dan transparansi platform. Sebaliknya, bagi para finfluencer, momen ini menjadi pengingat bahwa kekuatan pengaruh juga membawa tanggung jawab besar.

Felicia menutup videonya dengan satu pesan kuat: transparansi, tanggung jawab, dan keberanian mengakui kesalahan adalah kunci membangun ekosistem finansial digital yang sehat.