Apa Itu Weton atau Wetonan, Pawukon dalam Kalender Jawa

Kalender Jawa merupakan bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa yang diwariskan turun-temurun selama berabad-abad.
Kalender ini memadukan unsur filsafat, spiritualitas, dan fungsi praktis, menjadikannya unik dibanding sistem penanggalan lainnya.
Salah satu aspek menarik dari kalender ini adalah konsep Weton atau Wetonan dan Pawukon.
Baca Juga: Kalender Jawa Weton Selasa Paing 2 September 2025, Waspadai Pergaulan yang Menjerumuskan di Usia Ini!
Keduanya kerap digunakan untuk menentukan berbagai momen penting, mulai dari perayaan adat, upacara, hingga penentuan jodoh.
Memahami Pawukon dan Weton atau Wetonan berarti memahami cara orang Jawa melihat waktu serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Kalender Jawa Weton Rabu Pon 3 September 2025, Hari Baik untuk Mencapai Tujuan
Kalender ini tidak sekadar menjadi alat penanda hari, tetapi juga panduan dalam pengambilan keputusan penting.
Asal-Usul Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang memadukan perhitungan matahari dan bulan.
Kalender ini diperkenalkan pada tahun 1633 oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram, dengan tujuan menyelaraskan tradisi Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di masyarakat Jawa kala itu.
Salah satu ciri khasnya adalah siklus pasaran yang berlangsung selama 35 hari.
Pasaran terdiri dari lima nama hari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Siklus ini berjalan bersamaan dengan penanggalan mingguan yang terdiri dari tujuh hari seperti dalam kalender modern.
Apa Itu Pawukon?
Pawukon adalah sistem kalender tradisional dengan siklus 210 hari. Berakar dari kepercayaan Hindu, sistem ini banyak digunakan di Bali dan sebagian wilayah Jawa.
Kata Pawukon berasal dari “wuku” yang berarti minggu. Dalam satu tahun Pawukon, terdapat 30 wuku, masing-masing berdurasi tujuh hari.