Umumnya orangtua kerap bingung bagaimana cara menghadapi anak yang lagi tantrum. Tapi cara dari Sarwendah ini boleh ditiru lho, moms.
Langkah pertama menangani anak menangis tak jelas, Sarwendah bakal bilang kalimat berikut ini.
“Kalau Nia nangis atau Cici nangis, bunda nggak ngerti. Kan nggak jelas ngomong apa kalau lagi nangis. Aku bilang gitu,” kata Sarwendah.
Sarwendah bersama Ruben Onsu dan anak-anak mereka.
Hanya saja, Sarwendah mengakui bahwa dia sering merasa cemas setiap kali harus membuat keputusan terkait anaknya. Bahkan, dia tak jarang bertengkar dengan suaminya, Ruben Onsu, dalam menghadapi anak ketika sedang tantrum.
“Takut orang lain akan menilai aku buruk karena membiarkan anak menangis. Apalagi kan seorang figur publik. Terkadang kami bertentangan, takut orang akan menilai kami seperti apa,” ujar Sarwendah.
“Namun, aku mikir kalau terus memikirkan orang lain, anak nggak akan belajar bahwa perilaku tersebut nggak boleh. Kalau selalu memanjakan, malah bikin tantrum lebih sering,” tambahnya.
Dalam mendidik anak, Sarwendah sering memberikan penjelasan kepada mereka. Misalnya, jika melihat anak orang lain sedang tantrum di mal, Sarwendah lebih memilih untuk berdiskusi dengan Thania dan Thalia mengenai kejadian tersebut.
“Aku kasih penjelasan pelan-pelan. Meskipun kadang aku juga panik. Tapi kalau aku bisa menjelaskan, aku akan berusaha,” ujarnya.
Betrand Peto minta maaf ke Sarwendah dan Ruben Onsu [Instagram Betrand Peto]
Di sisi lain, Sarwendah menerapkan pendekatan yang berbeda pada putra sulungnya, Betrand Peto Putra Onsu, yang akrab disapa Onyo. Karena Betrand lebih dewasa dari kedua adik perempuannya, dia lebih bisa berargumen dan membuat keputusan sendiri.
“Karena Onyo sudah lebih besar. Pendapatnya beda. Jadi aku serahkan ‘kalau Onyo memilih ini, dia yang bertanggung jawab’. Untuk Cici dan Nia, aku lebih kasih pilihan, tetapi untuk Onyo, aku ingin tahu apa pilihannya,” jelas Sarwendah.
Menurut Sarwendah, Onyo adalah anak laki-laki dan sudah beranjak remaja. Sehingga penting bagi untuk belajar ambil keputusan sendiri.
“Jadi setiap anak itu berbeda,” kata Sarwendah.
