Anak Gading Marten dan Gisella Anastasia alias Gisel, Gempi, kini berusia 9 tahun. Di usia tersebut, dia sudah bertanya kapan dibolehkan pacaran.
Jawaban Gading dan Gisel berbeda. Jika Gisel baru membolehkannya saat usia 20 tahun, Gading empat tahun lebih muda.
Tapi, sebenarnya usia berapa idealnya anak berpacaran?
Gempi Dapat Hadiah Sepeda saat Valentine [Instagram]
Dilansir dari laman Hellosehat, usia sebenarnya tidak bisa menjadi patokan dalam menentukan kesiapan untuk memulai pacaran. Para ahli memberikan pandangan yang berbeda mengenai kapan sebaiknya anak-anak mulai terlibat dalam hubungan romantis.
Terdapat perbedaan dalam usia ketika anak-anak atau remaja mulai tertarik untuk berpacaran. Anak perempuan umumnya menunjukkan minat pada usia 12,5 tahun, sementara anak laki-laki cenderung lebih tertarik pada usia 13 tahun.
Namun, pandangan ini tidak selalu sesuai dengan pemikiran orangtua. Pada usia ini, remaja lebih suka berkumpul dalam kelompok karena merasa lebih aman dan nyaman.
Selain itu, mereka juga menikmati waktu bersama-sama.
Menurut dr. Ron Eagar, seorang dokter anak dari Denver Health Medical Center di Amerika Serikat, perkembangan psikologis dan kedewasaan remaja umumnya sudah cukup matang pada usia 16 tahun.
Angka ini tidak boleh dijadikan standar yang harus diikuti oleh setiap remaja dalam memulai pacaran.
Namun, dr. Ron Eagar berpendapat bahwa usia ini dianggap ideal bagi remaja untuk memulai hubungan yang lebih serius dengan pasangan.
Gisella Anastasia dan Gempi [Instagram]
Hal ini karena pada usia tersebut, mereka sudah memiliki keberanian dan rasa aman yang diperlukan.
Pendapat yang serupa juga diungkapkan oleh Leslie Beth Wish, seorang psikolog klinis asal Amerika Serikat. Leslie meyakini bahwa pada usia 15 hingga 16 tahun, remaja biasanya sudah mulai tertarik pada lawan jenis, dan hal ini adalah hal yang wajar.
Namun, remaja mungkin baru benar-benar siap untuk menjalin hubungan romantis atau pacaran setelah menginjak usia 16 tahun.
Tetapi, keputusan tentang kapan anak remaja sebaiknya mulai pacaran kembali pada penilaian dan keputusan masing-masing orangtua.
