Terry Putri menceritakan beratnya tinggal di negara orang. Saat awal-awal tinggal bersama suami di Amerika Serikat, Terry Putri kerap menangis.
Terry Putri, presenter yang kini tinggal di Amerika Serikat bersama suaminya, membagikan pengalaman adaptasi yang menantang setelah memilih untuk pindah ke negara orang.
Terry Putri [Instagram]
Namun ternyata Terry Putri menghadapi perubahan drastis dari kehidupan di Indonesia. Terry Putri merasakan dampak culture shock yang signifikan.
“Kita terbiasa Indonesia nyaman banget semuanya. Kehidupan kita apa lagi di dunia seperti ini gitu. Aku begitu di sana, kayak ngebalik tangan semuanya berubah, tapi konsekuensi kan? Konsekuensi pilihan,” cerita Terry Putri dilansir dari Rumpi: No Secret.
Terbiasa dengan rutinitas syuting setiap hari di Indonesia, Terry Putri mengaku di Amerika Serikat belum memiliki pekerjaan. Ini merupakan tantangan baru baginya, terutama mengingat perbedaan gaya hidup dan tuntutan baru di negara tersebut.
View this post on Instagram
“Tadinya di sini (Indonesia) syuting setiap hari, di sana nggak ada kerjaan sama sekali. Masa nggak kerja? Terus di sini (Indonesia) serba mbak, di sana semua harus sendiri, harus usaha, harus kerja, nggak bisa hidup di sana nggak kerja,” curhatnya.
Terry Putri mengalami kesulitan utama dalam beradaptasi adalah dalam hal berkomunikasi dengan orang-orang setempat yang memiliki gaya bicara yang keras dan terdengar seperti sedang marah-marah. Terry Putri merasa hal itu sangat berbeda dengan Indonesia.
“Sudah gitu kan suka kaget-kaget, di sini kan manis-manis orang-orang, orang Indonesia kan baik gitu ya kalau ngomong. Pertama ke sana, kenapa sih kalau ngomong mesti teriak-teriak, selalu diselipin ada kata f-nya ada s-nya di semua kalimat,” ungkapnya.
“Nih orang kenapa sih marah-marah? Ya mungkin itu culture shock ya. Kita nggak biasa, apalagi kita di sini segala macam dilalui,” lanjut Terry Putri bercerita.
Terry Putri juga mengungkapkan awal-awal tinggal di Amerika Serikat, sering menangis karena kesulitan yang dihadapinya.
Beruntung sang suaminya memahami situasinya. Sang suami selalu mendukung dan memahami perasaannya.
“Nangis, tanya laki gue. Gue suka nangis di kamar mandi, suka nangis di dapur, suka nangis,” ucapnya.
“Takut sama orang-orang. Kita kan berkerudung, minoritas, biasa jadi mayoritas jadi minoritas. Aduh banyak, sangat berjuang,” kata Terry Putri.
Terry Putri saat ini memilih bolak-balik Jakarta-Amerika Serikat. Enam bulan tinggal di Amerika Serikat, kemudian Terry akan kembali ke Amerika setelah enam bulan.
Selama di Amerika Serikat, Terry Putri juga bekerja sebagai pengantar makanan.
