Tak Terima Disebut Mantan Pembantu, Permaisuri Pakubuwono XIII Labrak Adik Ipar GKR Wandasari

Geger di lingkungan Keraton Solo tampaknya belum menemui titik terang. 

Setelah sederet keributan internal yang mencuat ke publik, kini terjadi lagi percekcokan panas.

Belum lama ini, beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan momen adu mulut antara Permaisuri Raja Pakubuwono XIII dan adik iparnya.

Baca Juga: Ridho Ilahi Terseret Kisruh Ko Apex Vs Dinar Candy

Video yang langsung viral itu menunjukkan perselisihan tersebut terjadi di area Keraton Surakarta Hadiningrat.

Berdasarkan video yang tersebar di media sosial, tampak Permaisuri Raja Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono sedang bersitegang dengan adik iparnya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari.

Baca Juga: 9 Artis Dapat Gelar dari Keraton Solo, Terbaru Celine Evangelista

GKR Wandansari (Instagram)Ketegangan itu terjadi disinyalir karena perebutan pengaruh dan suksesi di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Perselisihan itu memuncak, manakala tercetus komentar yang benar-benar menyulut emosi Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono.

Menurut video tersebut, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari menyebut Permaisuri Raja adalah batur (bahasa Jawa), atau mantan pembantunya sebelum menjadi permaisuri seperti sekarang.

Permaisuri Pakubuwono XIII Bersama Para Keponakannya (Instagram)Tak terima disebut seperti itu, maka meletuslah percekcokan tersebut.

Melihat hal ini, sontak saja warganet beraksi dan melontarkan berbagai komentar.

"lha ini darah biru kok pada darah tinggi semua..." komentar akun mbah buyut.

"bukan darah biru lagi kalau ini,tapi darah tinggi semua tantrum berebut tahta," timpal akun ~Nuryyani_wassito.

Perselisihan ini memperpanjang kisruh internal yang melanda Keraton Solo dalam beberapa tahun terakhir, yang melibatkan kubu PB XIII dengan kubu dari kerabat keraton lainnya, termasuk GKR Wandansari.

Banyak yang berspekulask bahwa keributan ini berakar dari masalah legitimasi tahta, pengelolaan aset Keraton, hingga perebutan kekuasaan.

Akan tetapi, hingga saat ini, masih belum ada pernyataan resmi dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat terkait perselisihan viral ini.