Mantan Aspri Bongkar Beban Kerja Gila di Kantor Psikolog Evi Santi Rahayu Istri Zendhy Kusuma
Gosip

Nama Zendhy Kusuma dan istrinya, Evi Santi Rahayu, kembali memenuhi linimasa. Bukan karena karya terbaru, melainkan akibat insiden viral di resto Bibi Kelinci Kopitiam, Kemang, yang menunjukkan pasangan ini marah-marah dan diduga mengintimidasi karyawan hingga pergi tanpa membayar.
Insiden tersebut rupanya menjadi pemantik bagi orang-orang yang pernah berurusan dengan mereka untuk angkat bicara, menyibak sisi lain yang selama ini tertutup.
Gelombang pengakuan dimulai dari Maria Ima, seorang mantan guru vokal di sekolah musik milik Zendhy Kusuma. Melalui akun Instagram @maria_ima14, Maria membagikan pengalamannya bergabung pada Februari 2019 dan memutuskan keluar di masa PPKM 2020. Unggahannya ini seperti membuka pintu bagi suara-suara lainnya.
Baca Juga: 10 Foto Cantik Nabilah O’Brien, Owner Bibi Kelinci Kopitiam yang Bertikai dengan Gitaris Zendhy Kusuma
Tak lama setelah Maria berbicara, seorang mantan karyawan Evi Santi Rahayu menghubunginya melalui pesan langsung (DM). Mantan karyawan yang mengaku sebagai perempuan itu menyatakan ingin ikut "speak up".
"Hai kak, aku mau speak up juga nih kak tentang kasus sekarang. Btw aku mantan pegawai yang cewek. Aku dulu pernah kerja jadi admin sekaligus personal asistennya," tulis mantan asisten tersebut kepada Maria Ima, seperti yang diunggah ulang oleh Maria.
Baca Juga: Buntut Ngamuk di Bibi Kelinci Kopitiam Kemang, Sekolah Musik Zendhy Kusuma Banjir Review Buruk dan Rating 1: Bayar Bang!
Gaji Rp 900 Ribu dengan Beban Kerja Tinggi
Pengakuan mantan pegawai Evi Santi Rahayu
Dalam pengakuannya, mantan asisten pribadi Evi Santi Rahayu itu mengungkapkan pengalaman kerja yang tidak mengenakkan. Ia mengaku pernah digaji dengan angka yang sangat rendah untuk beban kerja yang berat.
"Aku pernah di gaji 900 ribu dengan alesan karena aku masih fresh graduate jadi blom ada skill," lanjutnya.
Namun, gaji yang minim itu tidak sebanding dengan tuntutan pekerjaan. Ia mengaku dituntut untuk bekerja keras hingga larut malam setiap hari. "Terus di tuntut untuk loyalitas sama beliau padahal aku tiap hari selalu pulang malem jam 10 an," sambung mantan asisten itu.
Tuntutan Standby 24/7
Pengakuan mantan pegawai Evi Santi Rahayu
Pengakuan lainnya juga bermunculan melalui laporan yang diterima Maria Ima. Seorang pelapor bercerita tentang pengalaman orang lain yang pernah bekerja untuk Evi Santi Rahayu. Karyawan tersebut disebut harus selalu siap sedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu, untuk dihubungi via telepon kapan pun, bahkan di malam hari.
"Itu jg parah mba katanya, bisa 24/7 bisa d call malem2. Cuma gw lupa namanya," tulis si pelapor.
Pengakuan-pengakuan ini semakin melengkapi narasi yang dibangun pasca-insiden Kemang. Jika sebelumnya publik melihat sikap mereka di tempat umum, kini mantan karyawan mereka memberikan gambaran tentang bagaimana Zendhy Kusuma dan Evi Santi Rahayu dalam mengelola hubungan profesional.
Insiden di resto yang viral itu tidak hanya menyangkut soal tunggakan bill makanan, tetapi telah menjadi katalis untuk membuka percakapan yang lebih luas tentang perlakuan terhadap karyawan dan etika kerja. Satu per satu orang yang pernah berurusan dengan pasangan ini mulai berani menyuarakan pengalaman mereka, menunjukkan bahwa masalah yang muncul di permukaan mungkin hanya sebagian kecil dari dinamika yang lebih kompleks di baliknya.