Link Cewek Ludahi Alquran Bikin Geger, Polri Gercep Buru Pelaku

Viral soal video “eksperimen konyol” seorang wanita tanpa busana yang entah kenapa merasa perlu meludahi Alquran sambil menaburkan kata-kata tak senonoh dalam bacaan Arabnya, terus saja menjadi tontonan yang—anehnya—bukan malah berkurang, tapi makin memancing rasa prihatin nasional.

Setelah video itu berkeliaran, netizen seperti biasa menunjukkan kreativitas tak pada tempatnya. Mesin pencarian media sosial dipenuhi istilah baru, seolah mereka sedang berburu trailer film blockbuster, bukan konten penistaan agama.

Istilah yang dulu riuh seperti “cewek meludahi alquran tidak pakai baju pake hijab hitam full” kini punya “adik-adik” baru:
“cewek baca alquran lagi viral full video”,
“cewek ludahi al quran link”,
hingga “cewek baca alquran lagi viral no blur”.

Baca Juga: Nonton JuniorGP di Mana? Ini Link Streaming Aksi Veda Ega Pratama

Semuanya menunjukkan satu hal yakni sebagian pulik melali media social tampaknya lebih semangat mencari video terlarang ketimbang mencari kebenarannya.

Cewek Ludahi Alquran tanpa busana. [TikTok]Meski demikian, ada kabar yang lumayan menyegarkan di tengah kekacauan ini. Beberapa akun TikTok yang sebelumnya bangga mengunggah video asli si pelaku langsung menghapus kontennya. Setidaknya, ada satu keputusan waras di antara badai kehebohan.

Adapun video yang menampilkan wanita berkerudung hitam itu,yang dengan percaya diri luar biasa mengatakan, “Ini barang sok suci ya, begini cara bacanya nih” sebelum melakukan aksinya telah menuai kemarahan publik. 

Baca Juga: Link Cewek Meludahi Alquran Tidak Pakai Baju No Sensor, Identitas Dilacak Polisi!

Tak heran jika Bareskrim Polri lewat Kasubdit I Dittipidsiber Kombes Rizki Agung Prakoso kini sedang melakukan profiling untuk mengungkap siapa sebenarnya sosok yang “terlalu berani untuk hal yang salah” tersebut.

Viral Cewek Meludahi Al Quran Original. [TikTok]Masyarakat pun kembali diingatkan agar tidak ikut-ikutan menyebarkan atau memburu video itu. Selain berpotensi berurusan dengan UU ITE dan KUHP, aksi tersebut hanya akan membuka luka baru dan memperluas dampak buruk di jagat digital—yang sudah cukup rusak tanpa perlu ditambah konten murahan seperti ini.