Kalis Mardiasih Berharap Gus Miftah Dipecat dari Jabatan Utusan Khusus Presiden
Gosip

Penulis dan aktivitis perempuan Kalis Mardiasih mewakili banyak pihak yang tersakiti dengan perilaku Gus Miftah.
Dia pun membeberkan alasan kenapa pria yang memiliki nama asli Miftah Maulana Habiburrahman itu dipecat dari jabatan Utusan Khusus Presiden.
Kalis membagikan lima alasan Miftah dipecat dari jabatannya di media sosialnya.
Baca Juga: Ada Mahalini Hingga Marcell Darwin, 4 Artis Pilih Mualaf Sebelum Menikah
Poin pertama, dia menyoroti jabatan utusan khusus negara bidang Kerukunan Beragama.
Mengapa Miftah harus dipecat dari Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama?
1. Indonesia, dengan penduduk 270 juta, adalah negara dengan permasalahan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) yang kompleks. Keberagaman agama dan keyakinan harus dikelola dengan benar agar…— Kalis Mardiasih (@mardiasih) December 5, 2024
Menurutnya, keberagaman agama dan keyakinan wajib diatur dengan benar agar tidak ada kelompok yang diperkusi dengan berbeda.
Baca Juga: Sabrina Chairunnisa Unboxing Sepatu Rp15 Juta Hadiah Baek Hyun Woo untuk Hong Hae In 'Queen of Tears'
Kedua, masih banyak toleransi yang tidak menjadi sorotan terlebih soal perempuan di pelosok.
Tiga poin terakhir sangat berkaitan dengan kasus yang baru-baru terjadi dengan Miftah Maulana.
Sebagai utusan khusus negara, Kalis mengungkapkan Miftah mendapatkan penghasilan dan tunjangan setara dengan menteri.
Dia merasa Miftah tidak memiliki skill yang menunjang kinerja dia sebagai pria dengan gaji menteri.
"Miftah tidak memiliki latar keilmuan resolusi konflik KBB, tidak secara formal, tidak juga pengalaman meriset, berorganisasi atau advokasi lapangan untuk konflik KBB yang realitanya amat kompleks," papar dia.
Video yang viral 1-2 hari ini makin menegaskan Miftah memiliki jejak digital dengan ujaran diskriminatif pada kelompok tertentu.
"Bagaimana jika suatu saat, mulutnya yang ngawur sebagai utusan khusus Presiden justru memicu konflik KBB yang berdampak merusak ke masyarakat sipil?" ucap Kalis.
Yang terakhir, Miftah diklaim Kalis kerap mengejek siapapun yang lemah dan seksis menjelekkan perempuan.
"Basis dari toleransi/perdamaian aktif adalah tidak bias dan tidak menindas mereka yang lemah," ucap dia.
"Kita tidak bisa memberikan keadilan jika kita menindas mereka yang lemah. Dan keadilan, tidak segampang cara-cara instan boikot dagangan untuk konten," pungkas Kalis.