Heboh! Kasus 'Sister Hong' Versi Indonesia, Sosok MUA di Lombok Diduga Pria Menyamar Sebagai Wanita

Fenomena penyamaran identitas kembali menghebohkan publik. Setelah kasus “Sister Hong” mengguncang China beberapa waktu lalu, kini dugaan serupa muncul di Indonesia, tepatnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelumnya, dunia maya digemparkan oleh kasus seorang pria di Nanjing, China, yang diketahui bernama belakang Jiao (38). Pria tersebut ditangkap polisi pada 5 Juli 2025 karena diduga menyamar sebagai wanita dengan nama “Sister Hong” atau “Red Sister.”

Dalam penyelidikan, Jiao alias Sister Hong diketahui menjalin hubungan seksual dengan pria-pria lain dengan berpura-pura menjadi wanita. Lebih mengejutkan lagi, ia merekam dan menjual video-video hubungan tersebut secara diam-diam di internet.

Baca Juga: Terekam CCTV, Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bawa 2 Tas

Kasus Serupa Terjadi di Lombok

Fenomena mirip ternyata juga terjadi di Indonesia. Melansir dari akun Instagram @nasikrawumataram, seorang pria bernama panggung “Dea” yang tinggal di Desa Munjur, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, diduga melakukan hal serupa dengan menyamar sebagai wanita.

Chat Korban Dea Sister Hong Lombok Instagramm

Baca Juga: Bilqis Bocah 4 Tahun Korban Penculikan Ternyata Hendak Dijual Lagi Seharga Rp30 Juta

Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa Dea dikenal luas sebagai seorang MUA (Make-Up Artist) dan aktif di media sosial sebagai perempuan berhijab. Namun, warganet mengungkap bahwa Dea sebenarnya adalah seorang pria yang menutupi identitas aslinya.

“Dia bukan hanya berbahaya untuk kaum adam tapi juga untuk kaum hawa. Karena dia benar-benar menutupi jati dirinya di publik. Menggunakan hijab dan salat pakai mukena. Penista agama,” tulis akun tersebut dalam unggahan videonya.

Korban Tak Hanya Laki-Laki

Lebih mengejutkan lagi, berdasarkan sejumlah tangkapan layar yang dibagikan akun tersebut, korban dari aksi penyamaran Dea bukan hanya laki-laki, tapi juga perempuan.

Seorang warganet bahkan mengaku bahwa Dea pernah menjadi MUA wisudanya. Karena percaya bahwa Dea adalah perempuan tulen, korban tersebut sempat berganti pakaian di depan Dea tanpa curiga.

“Profesi jadi tukang rias dan banyak perempuan yang tidak tahu dia laki-laki,” tulis akun tersebut, sembari menandai akun resmi Majelis Ulama Indonesia (@muipusat).

Korban Dea Sister Hong Lombok

Kasus ini pun menuai beragam reaksi dari warganet. Banyak yang menuntut agar pihak berwenang segera menelusuri identitas asli Dea dan menindak tegas jika ditemukan unsur penipuan atau pelanggaran hukum.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian Lombok Tengah maupun MUI NTB terkait dugaan kasus penyamaran tersebut. Namun, publik berharap agar kejadian ini dapat diusut tuntas demi mencegah kasus serupa terulang kembali.