Jengkel karena Sering Dibully, Santri di Aceh Bakar Pesantren Tempat Ia Belajar
Berita mengerikan datang dari Provinsi Aceh, tepatnya di Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.
Sebuah pondok pesantren dikabarkan terbakar hebat pada Jumat (31/10/2025). Peristiwa terbakarnya pesantren tersebut telah dikonfirmasi oleh pihak kepolisian setempat.
Polisi juga mengungkapkan, bahwa pembakar pesantren tersebut ternyata salah satu santri yang belajar di tempat itu.
“Pelaku mengaku membakar gedung asrama karena sering mengalami bullying dari beberapa temannya,” ungkap Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono.
Santri tersebut sering merasa tertekan dan jengkel hingga muncul keinginan untuk membakar pesantren tempatnya menuntut ilmu agama, dengan tujuan barang-barang milik para pembully-nya ikut terbakar.
Sekitar pukul 03.00 WIB, api pertama kali terlihat menyala di lantai dua bangunan pesantren yang tampak lengang. Untungnya, saat itu ada santri yang sempat menyaksikan kebakaran itu langsung membangunkan seluruh penghuni lantai satu untuk menyelamatkan diri.
Kobaran Api Melalap Pesantren Di Aceh Karena Sengaja Dibakar (Instagram)
Bangunan pesantren yang didominasi kayu dan triplek itu membuat api cepat membesar dan menjalar ke kantin, serta ke satu rumah milik pembina yayasan pesantren tersebut.
Api kemudian berhasil dipadamkan dengan cepat oleh petugas pemadam kebakaran dibantu para santri dan masyarakat sekitar pesantren.
Setelah polisi melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap 10 saksi, termasuk pengasuh pesantren dan orang tua pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa jaket hitam dan video rekaman CCTV.
“Pelaku menggunakan korek api untuk membakar kabel di lantai dua hingga akhirnya api menyebar,” jelas Joko.
Pelaku sebenarnya terancam hukuman 15 tahun penjara yang sesuai dengan Pasal 187 KUHP. Tapi karena pelaku masih di bawah umur, penanganannya kemudian dilakukan sesuai dengan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
Menurut keterangan pimpinan pesantren, Teungku Masrul Aidi, pesantren tersebut sebenarnya sudah tiga kali mengalami kebakaran.
Yang pertama terjadi pada 25 Januari 2024. Api diduga berasal dari kantin, kemudian menjalar ke bangunan sekitarnya, dan menghanguskan 11 ruaangan, termasuk delapan pesantren putri, musala, ruang makan, koperasi dan rumah pimpinan pesantren.
Namun, peristiwa buruk itu kembali terjadi pada 1 Desember 2024, empat ruangan di pesantren putri yang ada di lantai dua hangus terbakar pada malam hari, yang bertepatan dengan para santri sedang beristirahat.
Yang ketiga adalah yang baru saja terjadi, yakni 31 Oktober 2025, kebakaran serupa kembali menghanguskan pesantren dan bangunan di sekitarnya.
“Dari kasus pertama kami sudah curiga ada sabotase, tapi tidak ada bukti,” ujar Teungku Masrul Aidi.
Baca Juga: Bikin Geram! Calista Amore, Pembully Timothy UNUD Masih Bisa Tertawa saat Koas