Gina S Noer mengaku gelisah ketika Agama Islam terus-terusan menjadi alat teror di film horor Indonesia saat ini.
Gina S Noer merasa Agama Islam dieksploitasi dari salat, doa, zikir hanya untuk plot devices murahan agar karakter makin takut dan merasa seram.
Kegelisahan sutradara Dua Hati Biru ini dibagikan di story Instagram yang kemudian diunggah lagi di Twitter oleh akun Habis Nonton Film pada Jumat (22/3).
Awalnya, Gina membandingkan dengan Film Exhuma di mana karakter utama memiliki kepercayaan yang dianut yang kemudian ini menjadi modal melawan setan yang kuat.
story Gina S Noer [instagram]
Berharap mendapatkan kekuatan, eh malah dijadikan plot devices oleh pembuat film agar muncul jumpscare pada karakter ketika diganggu setan.
“Sehingga kelemahan iman bukan lagi jadi eksploitasi kritik pada keislaman yang dangkal tapi cara dangkal biar cepat seram,” tulis Gina.
Dia merasa tidak terlalu beriman. Gina curhat, dia sebagai penonton dan filmmaker yang percaya Agama Islam, agama yang lemah lembut, akhirnya gelisah.
“Apalagi dengan konteks tingkat literasi masyarakat kita. Tanggung jawab filmmaker bukan cuma balikin investasi tapi juga impact ke kebudayaan,” papar ibu dua anak itu.
Bentuk jumpscare ini, menurut Gina di medsos, banyak orang sekarang takut salat karena diganggu setan.
Lihat postingan ini di Instagram
“Ya salah orangnya dong, kok beriman tergantung film. Nggak semua orang dapat pemahaman dan pengajaran agama Islam yang baik,” kata Gina.
“Masa kita yang bikin film yang berkesenian, nggak mindful sama hal ini,” ungkapnya.
Penulis skenario Ayat Ayat Cinta itu merasa film horor dengan eksploitasi agama Islam berasal bukan dari kebanyakan permintaan penonton.
Sebab, menurut Gina, film terlaris saat ini (Agak Laen) adalah film komedi yang belum ada sebelumnya.
“Penonton beri demand karena ada yang ngasih bukan sebaliknya,” kritik Gina.
