Gaji Hakim Naik Sampai 280 Persen, Tantowi Yahya: Mudah-Mudahan Tidak Ada Lagi Korupsi

Presiden Prabowo Subianto baru saja mengesahkan kenaikan gaji hakim di Indonesia hingga mencapai 280 persen.

Hal itu dilakukan sebagai langkah signifikan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan para penegak hukum. 

Keputusan tersebut menarik perhatian berbagai pihak, termasuk mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya.

Baca Juga: Dari Pengalaman Tantowi Yahya, Ini Alasan Kuat Warga Indonesia Pilih Berobat ke Penang

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Kamis (12/6/2025), Tantowi Yahya memberikan komentarnya terkait kenaikan gaji tersebut. 

Kakak dari Helmy Yahya ini berharap peningkatan kesejahteraan ini akan berbanding lurus dengan integritas. 

Baca Juga: Harta Helmy Yahya Capai Rp53 M, Punya Properti di Berbagai Daerah

"Mudah-mudahan tidak ada lagi korupsi dan permainan di Pengadilan sehingga keadilan bisa ditegakkan dengan seadil-adilnya," tulis Tantowi Yahya.

Tantowi berpendapat bahwa dengan gaji yang kini jauh lebih besar, para hakim seharusnya tidak lagi mudah tergiur untuk melakukan korupsi. 

Namun, Tantowi tetap menyuarakan kekhawatiran bahwa praktik korupsi mungkin saja masih terjadi, mengingat sifat dasar manusia yang cenderung tidak pernah merasa puas.

"Saya sebut mudah-mudahan karena Korupsi itu disebabkan oleh dua hal: Kebutuhan dan Kerakusan," ungkap Tantowi.

"Kalau sekedar kebutuhan, kenaikan gaji sampai 280% itu seharusnya sudah bisa memenuhi kebutuhan. Tapi kalau memang Rakus, mau dikasih gaji berapa saja tetap saja akan nyolong dan garong,"pungkasnya.

Pernyataan tersebut menunjukkan pandangan Tantowi bahwa korupsi bukan hanya masalah ekonomi, tapi juga masalah moral dan karakter.

Komentar Tantowi Yahya ini pun ramai dibanjiri tanggapan dari warganet yang memiliki kekhawatiran yang sama.

 "Kok saya tidak yakin ya pak," kata seorang netizen, mencerminkan skeptisisme publik. 

Ada pula yang menyuarakan sinisme, "Suka suka laaaah." 

Bahkan, ada yang mempertanyakan kekuatan godaan jika penyuap adalah tokoh besar. "Mau gajinya segede apapun kl yg nyuap sekelas presiden mana bisa lawan?" komentar seorang warganet.

Kekhawatiran akan mental korup juga disampaikan. 

"Percuma pak. Kalau mental nya udh mental korup mau segede apa gaji ya korup. Cuma mudah2an ga semua hakim yak," ujar netizen lain.