Ketika membahas perselingkuhan “Ipar Adalah Maut”, Denny Sumargo tak terima dengan alasan Deva Mahenra.
Pasalnya, Deva bersikeras bahwa perselingkuhan Aris dan Rani dalam salah satunya karena Nisa membiarkan mereka terus berduaan.
Perdebatan tentang siapa yang salah dalam perselingkuhan ini berasal dari episode terbaru podcast Curhat Bang Denny Sumargo yang tayang pada Rabu (26/6/2024).
Hadir bersama Davina Karamoy, Deva Mahenra datang untuk mempromosikan film “Ipar Adalah Maut” yang tayang perdana sejak 13 Juni lalu.
Mereka memerankan Aris dan Rani, antagonis dalam film ini garapan Hanung Bramantyo tersebut.
Di dalam film, Aris menyalahkan Nisa atas hubungan terlarangnya dengan sang adik ipar. Sedangkan Deva Mahenra merasa kesalahan ada pada semua pihak, termasuk Nisa.
Michelle Ziudith, Deva Mahenra, dan Devina Karamoy Promo Film Ipar Adalah Maut [Instagram]
“Lo jangan ngelawan apa yang sudah dituliskan,” kata Deva Mahenra.
Menurut suami Mikha Tambayong itu, perselingkuhan Aris dan Rani terjadi karena Nisa terus memberi kesempatan mereka untuk berduaan.
“Kita kesampingkan dulu hukum agama ya. Perempuan dan laki-laki, bukan pasangan, berada dalam satu ruangan secara terus-menerus, bisa menimbulkan kesempatan,” terangnya.
“Yang membiarkan hal ini terjadi. Nisa termasuk yang membolehkan situasi ini terjadi berulang-ulang,” sambung Deva.
Denny Sumargo tak sepakat. Mantan pebasket itu berpendapat bahwa kesalahan ada pada Aris. Sebagai suami, Aris seharusnya tahu batasan.
View this post on Instagram
“Ketika istri mengizinkan, apapun itu. Tetap laki-lakinya kan yang harus tahu (batasannya),” ucap sosok yang akrab disapa Densu ini.
Sementara Deva Mahenra ngotot bahwa Nisa juga salah, Densu juga mempertahankan opininya.
“Salah suami dong. Karena suami membiarkan dirinya, sedangkan dia sebagai pemimpin harusnya menuntun, bukan membiarkan dirinya masuk dalam satu kondisi,” komentarnya.
Bintang film “5 Cm” ini rupanya tidak ingin para perempuan yang senasib dengan Nisa menyalahkan diri mereka atas situasi yang tidak pernah diinginkan.
“Gue nggak mau Nisa-Nisa yang lain menghukum dirinya atas segala perbuatan yang dia sudah benar lakukan dan ketulusan dia,” ungkap Densu.
Menurut Densu, Nisa adalah korban yang pastinya kemungkinan besar akan menyimpan trauma selamanya.
