Denny Sumargo terkenal sebagai konten kreator yang kreatif. Namun kali ini dia mendapatkan kritik tajam atas video endorse yang dia buat.
Sebuah akun Twitter membagikan iklan yang dibuat Denny Sumargo yang sempat diposting di TikToknya meski kini terlah dihapus.
“Ini… gelap banget anjiiiir. 🫣,” tulis akun @sir_amirsyarif pada Sabtu (6/4).
Ini… gelap banget anjiiiir. 🫣 pic.twitter.com/pqiQJuW8c8
— amir syarif siregar. 🍉 (@sir_amirsyarif) April 6, 2024
Iklan itu menceritakan tentang seorang karyawan bernama Buyung yang akan mudik. Dia meminta ijin mudik ke juragannya, Denny Sumargo.
Sebagai bekal di perjalanan, Buyung diberi minuman air kelapa. Buyung pun senang. Dia pun berangkat mudik.
Tak disangka, mudik Buyung adalah bertemu ibu yang sudah meninggal. Buyung sengaja ke tengah jalan untuk ditabrak mobil.
Konten ini segera saja mendapatkan kritikan dari banyak pihak. Tak hanya netizen tapi juga praktisi mindfulness.
“padahal tadi mikirnya, paling ibunya yg di rumah depan. sampai sekarang merasa bersalah karena ketawa,” ungkap netizen.
“For me this is disturbing. Turns me anxious.
@My_HydroCoco mohon bisa merujuk Pasal 40 ayat 2d tentang larangan konten yang membahayakan keselamatan nyawa maupun kesehatan individu atau masyarakat,” papar netizen.
“Gue mikir gini: apa mereka kehabisan ide parah sampe bikin konten seperti ini? Jejak digital ada dan harusnya Hydro Coco cancel DS sbg BA,” tutur netizen.
Seorang creative marketing menyampaikan kekecewaannya dengan iklan tersebut.
Denny Sumago dan Ce Oliv [instagram]
“Meski termasuk dark jokes, iklan tersebut jelas melanggar Etika Pariwara,” lanjutnya.
Dia juga melampirkan kode etik yang mengatakan iklan tidak boleh menampilkan adegan kekerasan yang mendorong ataupun memberikan kesan membenarkan tindakan kekerasan.
Adjie Santosoputro mengomentari iklan dengan tema bunuh diri itu. Menurutnya iklan tersebut bisa memicu pikiran bunuh diri jadi melakukan.
“Bahkan bisa juga yang gak punya jadi punya pikiran. Apalagi ini dikaitkan dengan rasa rindu pada orang yang dicintai, apalagi rasa rindu pada ibu,” ujar praktisi mindfullness itu.
