Biodata Ayesha Farooq, Pilot Cewek Pakistan Jatuhkan Jet Rafale Milik AU India

Dalam jajaran personel militer Angkatan Udara Pakistan (Pakistan Air Force/PAF), satu nama mencuat sebagai simbol ketangguhan dan reformasi dalam tubuh pasukan: Flight Lieutenant Ayesha Farooq. Ia adalah pilot tempur wanita pertama yang dinyatakan layak tempur penuh dalam sejarah militer Pakistan—sebuah tonggak penting dalam perubahan peran perempuan di medan juang yang selama ini didominasi kaum pria.
Pilot wanita Pakistan Ayesha Farooq. [Instagram]
Identitas dan Riwayat Singkat Ayesha Farooq
Nama lengkap: Ayesha Farooq
Tempat/Tanggal Lahir: Bahawalpur, Punjab, Pakistan – 24 Agustus 1987
Kebangsaan: Pakistan
Jabatan: Pilot Tempur PAF
Pendidikan Militer: Akademi Angkatan Udara Pakistan, Risalpur
Pangkat Terakhir: Flight Lieutenant
Tanggal 6 Mei 2025 menjadi momentum strategis yang kembali mengangkat nama Ayesha ke panggung dunia. Dalam operasi udara berskala tinggi yang berlangsung pada malam hari, Ayesha Farooq dilaporkan berhasil menembak jatuh sebuah jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India.
Pilot wanita Pakistan Ayesha Farooq. [Instagram]
Sumber menyebut, misi tersebut bersifat mendadak. Namun seperti prajurit sejati, Ayesha tak mundur selangkah pun. Ia melaksanakan perintah dengan penuh disiplin dan presisi. Dengan pesawat andalan Chengdu F-7PG, varian lanjutan dari MiG-21 buatan Tiongkok, Ayesha menjalankan manuver udara dengan kecermatan tinggi hingga berhasil mengunci target dan menjatuhkan musuh.
Tak mudah bagi Ayesha untuk mencapai posisi ini. Terlahir dan dibesarkan di Bahawalpur, Pakistan Timur, ia tumbuh tanpa kehadiran ayah sejak usia tiga tahun. Sang ibu membesarkannya seorang diri dalam lingkungan sosial yang ketat. Di tengah tekanan budaya dan skeptisisme publik, Ayesha memilih jalan juang: masuk akademi militer, dan memilih jalur tempur.
Di tahun 2013, ia tercatat sebagai satu dari lima pilot perempuan PAF—dan satu-satunya yang lolos kualifikasi penuh sebagai pilot tempur. Ia harus menunjukkan kemampuan teknik, pengetahuan senjata, dan penguasaan medan udara yang setara bahkan melebihi rekan-rekan prianya.
Ayesha sendiri mengakui, jalan tempur bukan untuk yang lemah mental. “Langkah pertama memang paling berat,” ujarnya dalam satu wawancara. Namun, mental baja yang diasah sejak kecil menjadikannya tidak hanya sekadar bertahan—tapi unggul.