Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah kabarnya akan gelar upacara Tedak Siten atau Tedhak Siten untuk putri bungsu mereka, Azura.
Bahkan, acara tersebut bakal berlangsung secara besar-besaran. Tapi hal ini belum bisa dikonfirmasi, termasuk oleh orangtua Aurel Hermansyah, Anang Hermansyah dan Ashanty.
Tapi apa itu Tedak Siten?
Trik Atta Halilintar Momong Azura [Instagram]
Dilansir dari laman kebudayaan.jogkota.go.id, Tedhak Siten merupakan bagian dari prosesi adat dalam siklus kehidupan masyarakat Jawa yang kini semakin jarang dilaksanakan. Istilah Tedhak Siten berasal dari kata “tedhak” yang berarti turun atau menginjak dan “siten” atau “siti” yang berarti tanah. Jadi, Tedhak Siten adalah tradisi di mana seorang anak pertama kali menapakkan kaki di tanah.
Menurut Murniatmo, Tedhak Siten adalah upacara yang dilakukan ketika seorang anak pertama kali menginjak tanah, juga dikenal sebagai mudhun lemah atau unduhan. Masyarakat percaya bahwa tanah memiliki kekuatan gaib.
Upacara Tedhak Siten diadakan ketika anak berusia 7 lapan dalam kalender Jawa atau sekitar 8 bulan dalam kalender Masehi. Pada usia ini, anak biasanya mulai belajar berjalan, sehingga momen ini dianggap sebagai saat pertama kali anak menjejakkan kaki ke tanah.
Aurel Hermansyah bareng Atta Halilintar dan Azura [Instagram]
Tradisi Tedhak Siten tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian budaya, tetapi juga merupakan rangkaian kegiatan yang melambangkan bimbingan orang tua dalam membimbing anaknya menapaki kehidupan, melalui berbagai prosesi dan peralatan yang digunakan.
Dalam pelaksanaan Tedhak Siten, diperlukan berbagai uba rampe atau perlengkapan, antara lain jadah dengan 7 warna berbeda, tangga yang terbuat dari tebu, kurungan (biasanya berbentuk seperti kurungan ayam) berisi barang-barang, alat tulis, mainan dalam berbagai bentuk, air untuk membasuh dan memandikan anak, ayam panggang, pisang raja, udhik-udhik, jajan pasar, berbagai jenis jenang, serta tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi kuning.
