Akan Dikremasi, Apa Agama Hamzah Sulaiman Pendiri House of Raminten?
Gosip

Kepergian Hamzah Sulaiman meninggalkan duka yang mendalam, tak hanya bagi keluarga dan sahabat, tapi juga bagi masyarakat luas yang mengenalnya lewat sosok Raminten. Ia bukan sekadar tokoh publik, tapi bagian penting dari wajah budaya Yogyakarta. Kini, sosok yang lekat dengan karakter khas dan semangat kehidupan itu tinggal kenangan, namun kenangan yang akan terus hidup.
Kabar meninggalnya Hamzah pertama kali diumumkan lewat akun Instagram resmi @houseoframinten. Dalam unggahan itu, terlihat betapa besar rasa kehilangan yang dirasakan orang-orang di sekitarnya. Mereka yang pernah bekerja dengannya, menyaksikan perjuangannya dari awal hingga sukses, melepasnya dengan penuh haru. Bagi banyak orang, ia bukan cuma pemimpin—ia adalah guru, panutan, dan pribadi yang menginspirasi. Doa-doa pun dipanjatkan, berharap ia kini telah beristirahat dalam damai.
Hamzah Sulaiman beserta istri. [House of Raminten]
Hamzah mengembuskan napas terakhir di RS Sardjito Yogyakarta pada Rabu malam pukul 22.34 WIB. Sejak saat itu, kabar duka menyebar dan menyentuh hati-hati yang mengenalnya. Jenazahnya kemudian disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta (PUKJ), tempat ratusan pelayat datang bergantian, mengantarkan doa dan air mata sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Baca Juga: Hamzah Sulaeman Dianugerahi Gelar KMT Tanoyo Hamiji Nindyo, Ini Maknanya
Di rumah duka, karangan bunga duka cita berjejer, menjadi simbol kepedihan hati banyak orang. Salah satunya datang dari Wali Kota Yogyakarta, seolah menunjukkan bahwa kepergian Hamzah adalah kehilangan besar bagi kota ini juga.
Berdasarkan pantauan Indopop dari media sosial @houseoframinten, jenazah almarhum disimpan dalam peti kayu yang dihiasi bunga, dengan foto dirinya terbingkai di bagian depan peti.
Di atas peti mati, terlihat salib warna emas. Dari prosesi pemakaman hingga disemayamkan, Hamzah Sulaeman yang memiliki keturuna Tiongkok itu diduga beragama Kristen.
Baca Juga: Hamzah Sulaiman, Pendiri House of Raminten Meninggal Dunia, Warung Legendaris Ini Punya Kisah Awal yang Tak Terduga!
Suasana rumah duka tempat Hamzah Sulaiman disemayamkan. [capture Instagram]
Perwakilan keluarga, Parjirono Wijoyo dari Tim Pengembangan Hamzah Batik, menyampaikan bahwa jenazah Hamzah akan disemayamkan di PUKJ hingga Sabtu. Setelah itu, akan dilangsungkan prosesi kremasi sebagai penghormatan terakhir. Ia juga memohon doa dari masyarakat agar segala kesalahan almarhum semasa hidupnya diampuni, dan perjalanannya menuju keabadian diberi kelapangan.
Parjirono mengungkapkan bahwa sebelum wafat, Hamzah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Meski tak dijelaskan secara mendetail, komplikasi akibat diabetes dan faktor usia disebut sebagai penyebab utama kesehatannya menurun. Ia mulai dirawat sejak Senin pagi, dan kondisinya terus memburuk hingga akhirnya berpulang.
Di tengah suasana duka, seorang karyawan lama bernama Listiani tak kuasa menahan air mata. Baginya, Hamzah adalah pemimpin terbaik yang pernah ia kenal, bukan hanya karena posisi, tapi karena hatinya yang luas dan kepeduliannya terhadap orang lain. Ia mengenang masa-masa ketika masih sering berbincang dengan almarhum, sebelum kondisi kesehatan membatasi aktivitasnya. Meski jarang bertemu belakangan ini, kenangan akan sosok Hamzah tetap melekat di hati.
Mendiang Hamzah Sulaiman. [Instagram]
Selama 34 tahun bekerja di Hamzah Batik, Listiani menyaksikan langsung bagaimana sang pemilik membangun usaha dari nol, memimpin dengan hati, dan membawa dampak besar bagi banyak orang.
Kini, semua itu menjadi bagian dari cerita tentang seorang Hamzah Sulaiman—sosok di balik Raminten—yang telah kembali ke haribaan Ilahi. Namun jejaknya akan terus hidup, tertanam dalam hati mereka yang pernah mengenalnya, mencintainya, dan merasakan langsung pengaruh positif dari keberadaannya dalam kehidupan budaya Yogyakarta.