Ahmad Dhani Unggah Video Gibah Maia Estianty, Pakar Telematika Curiga Manipulasi & Buzzer?
Gosip

Video kompilasi yang berisi "gibah dan fitnah" mengenai Maia Estianty yang diunggah oleh Ahmad Dhani di media sosial semakin memanas dan menjadi pusat perhatian.
Dalam konten tersebut, Ahmad Dhani secara terang-terangan menyerang mantan istrinya, mengklaim bahwa semua pernyataan Maia dalam video itu adalah hoaks dan fitnah.
Pakar Telematika, Abimanyu, turut angkat bicara mengomentari unggahan kontroversial ini.
Baca Juga: Pernah Ditabrak Pemabuk, El Rumi Ingat Posisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty
Menurut Abimanyu, konten yang diunggah dan kemudian dibahas kembali dapat disebut "berfokus" atau "berbias".
Dalam konteks hukum telematika, jika ada laporan terhadap seseorang (misalnya Maia), dan konten tersebut dijadikan bukti tambahan atas tuduhan yang dilayangkan, maka itu bisa menjadi fokus penyelidikan.
Baca Juga: Desy Ratnasari: Irwan Mussry Sosok Ayah yang Baik untuk Anak Saya
"Kalau konten-konten yang diunggah dan kemudian dibahas kembali, hal itu pertama bisa dibilang berfokus atau berbias," ujar Abimanyu dalam video yang diunggah di YouTube Cumi Cumi.
"Berfokus adalah atas sesuatu yang ada tujuannya dari perbuatan orang yang dilaporkan. Dalam hal ini, misalnya Maia yang dilaporkan. Dilaporkan kemudian ada bukti konten," sambungnya.
"Kalo secara hukum di situ, telematika ya, jadi dia ada dilaporkan melakukan sesuatu, kemudian kontennya ini dibuat sebagai tambahan barang bukti atas apa yang dituduhkan," imbuhnya lagi.
Abimanyu menjelaskan bahwa suatu konten yang diunggah kembali tidak selalu murni sebagai bentuk kejahatan, namun bisa jadi merupakan upaya "penyegaran" isu lama.
Dia memberikan contoh, jika sebuah pernyataan atau cerita lama sudah tertimbun di halaman-halaman jauh mesin pencari, ada pihak yang sengaja mengangkatnya kembali.
"Suatu konten misalnya, ini ada suatu pernyataan, ada suatu keterkaitan, dulu ada cerita apa, di mana kalau di sosial media atau berbagai news, konten-konten lama itu sudah terdesak, sudah masuk halaman-halaman yang jauh," ujar Abimanyu.
Menurut Abimanyu, penyegaran isu ini seringkali dilakukan oleh "buzzer".
"Buzzer kan gak selalu harus politik. Buzzer adalah dia dititip pesen untuk mengangkat kembali suatu isu yang sudah mungkin memudar kemudian diangkat kembali," tambahnya.
Unggahan video oleh Ahmad Dhani ini kini justru memicu banyak tudingan dengan mayoritas netizen membela Maia Estianty.
Pertanyaan pun muncul apakah video tersebut bisa disebut sebagai manipulasi?
"Kalau suatu editan bisa dibilang manipulasi iya. Tapi sekarang tinggal yang melakukan editan ini siapa. Apakah dari pihak-pihak yang menyatakan? Biasanya gak. Karena dia menyatakan sudah suatu pernyataan dulu yang terekam," jelas Abimanyu.
"Tapi kemudian sekarang ada yang melakukan pengunggahan. Nah, pengunggahan ini bisa terjadi editan," sambungnya.
"Berarti kalau umpamanya pernyataannya apa, kemudian diunggah dan diedit, berarti si pengunggahnya ini yang lebih bersalah, karena dia mengunggah kemudian melakukan editing," lanjutnya.
Namun, ada juga kemungkinan lain.
"Tetapi bisa juga sekarang di sini, pernyataannya sepertinya A, kemudian yang ditayangkan juga A, tetapi suatu saat melakukan tuntutan, justru tuntutannya yang melakukan manipulasi," ucap Abimanyu.
"Misalnya seperti tadi dibilang bahwa diajukan lagi suatu barang bukti, tapi barang bukti itu bukan suatu original content dari apa yang sekarang tersebar di masyakarat,” pungkasnya menggarisbawahi kompleksitas kasus terkait konten digital.