Viral Ompreng MBG Dicuci Pakai Air Kotor, Dapur SPPG di Citatah Bandung Barat Ditutup Sementara

Baru-baru ini beredar di media sosial video proses pencucian tempat makan atau ompreng Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai tidak higienis. Pasalnya, proses pencucian ompreng tampak memakai air kotor.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @awreceh.id, terlihat tiga orang pria yang sedang mencuci banyak tumpukan ompreng MBG. Ompreng tersebut kemudian dimasukkan ke dalam air sabun.

Usai mengusap tempat makan itu menggunakan spons, mereka melemparkannya ke dalam bak air yang keruh. Di dalam genangan air berwarna cokelat itu juga terlihat sisa-sisa busa sabun dari ompreng yang dicuci.

Baca Juga: Tur Pertama Kalinya, ZEROBASEONE Bakal Konser di Indonesia Oktober 2024

Diduga, petugas menggunakan air keruh tersebut untuk membilas ompreng. Mereka tidak menggunakan air mengalir yang bersih untuk mencuci peralatan makan tersebut.

Tentu saja hal ini langsung menimbulkan perdebatan publik karena proses pencucian tidak melalui standar operasional prosedur (SOP). Padahal ompreng tersebut dipakai untuk tempat makanan anak-anak.

Video pencucian ompreng MBG memakai air kotor.
Proses pencucian tersebut rupanya dilakukan di salah satu dapur Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Video ini pun akhirnya mendapat tanggapan dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Baca Juga: Hobi Mahal Youtuber Antonius Soedjono, Ada Statue Iron Man Seharga Lebih dari Rp200 Juta

Setelah video ini viral, BGN kemudian melakukan inspeksi ke dapur terkait. Mereka pun menemukan fakta bahwa kondisi dapur dan proses pencucian tidak memenuhi standar operasional prosedur (SOP).

Untuk itu, BGN menutup sementara dapur SPPG yang viral tersebut. Hal ini diungkap oleh Taufik, perwakilan SPPG Citatah.

"Iya benar, hari ini dapurnya disetop sementara," ujar Taufik, Rabu (1/10/2025).

Lebih lanjut, pihak SPPG yang viral mengaku akan segera memperbaiki fasilitas pencucian dan kondisi dapur agar sesuai dengan SOP. Di sisi lain, Taufik mengungkap bahwa soal Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) merupakan tanggung jawab yayasan, sementara SPPG hanya fokus pada operasional dapur dan distribusi MBG.

Penutupan dilakukan hingga dapur selesai direnovasi. Dapur dapat kembali beroperasi setelah dievaluasi kembali oleh BGN.

Diketahui program MBG saat ini tengah mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Pasalnya, terjadi banyak permasalahan serius dalam pelaksaannya, terlebih kasus keracunan massal di sejumlah daerah.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Kasus keracunan massal MBG paling banyak terjadi di Jawa Barat. Menindaklanjuti hal ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah menyerukan penghentian sementara program MBG.

Langkah ini diambil untuk memperketat langkah teknis dan administratif. Namun keputusan final moratorium MBG masih menunggu persetujuan pemerintah pusat.