Tokoh Hindu Soroti Upacara Mepamit Mahalini, Mualaf Jelang Menikah dengan Rizky Febian
I Gede Pasek Suardika, seorang tokoh agama Hindu, mendadak menjadi perbincangan publik setelah memberikan pandangannya mengenai keputusan Mahalini untuk berpindah agama dari Hindu ke Islam.
Meskipun sebelumnya tidak begitu aktif dalam mengikuti berita selebriti, I Gede Pasek Suardika akhirnya memberikan komentarnya setelah banyak orang menanyakan pendapatnya melalui platform Facebook.
“Bagi saya, setiap individu memiliki hak untuk menemukan kebahagiaannya sendiri dan saya percaya bahwa keputusan tersebut adalah pilihan yang tepat bagi mereka. Tidaklah pantas bagi pihak lain untuk mencampuri urusan agama mana yang seharusnya dipilih dalam peristiwa semacam ini,” tulis I Gede Pasek Suardika.
View this post on Instagram
Lebih lanjut, ia menambahkan, “Terminologi seperti ‘Mualaf’ dalam Islam untuk orang yang masuk Islam, dan ‘Dharmika’ dalam Hindu untuk orang yang kembali ke ajaran Sanatana Dharma, adalah hanya label untuk proses formalitas perubahan keyakinan. Namun, pada intinya, itu adalah hak pribadi masing-masing individu.”
I Gede Pasek Suardika juga memberikan penjelasan mengenai upacara mepamit yang dilakukan oleh Mahalini, menyatakan bahwa itu adalah simbol dari pemutusan hubungan spiritual dengan leluhur.
Menurut Gede, publik seharusnya tidak mempermasalahkan keputusan Mahalini untuk berpindah agama demi menikah dengan Rizky Febian.
View this post on Instagram
I Gede Pasek Suardika dilahirkan di Singaraja, Bali, I Gede Pasek adalah putra dari Kapten Pol. (Purn) I Komang Alit. Ia dikenal sebagai seorang tokoh agama Hindu yang juga memiliki pengalaman di dunia politik.
I Gede Pasek menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dan melanjutkan studinya hingga meraih gelar Doktor Hukum di Universitas Padjadjaran.
Karir politiknya mencakup jabatan sebagai anggota DPR pada periode 2009-2014 dan anggota DPD-RI pada periode 2014-2019.
Saat ini, I Gede Pasek Suardika menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
