Sri Mulyani Sedih Lukisannya 17 Tahun Lalu Dijarah Laki-laki Berjaket Merah

Menteri Keuangan Sri Mulyani tampak sedih lantaran lukisannya yang berumur 17 tahun ikut dijarah laki-laki berjaket merah.

Gosip

03 September 2025 | 16:02:00
image
Sri Mulyani (Instagram)

Kediaman Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani turut menjadi sasaran aksi penjarahan oleh sekelompok orang. Rumah yang terletak di Bintaro, Jakarta Selatan menjadi sasaran massa pada Minggu (31/8/2025) dini hari. 

rb-1

Aksi tersebut berlangsung tidak lama setelah penjarahan yang dilakukan di rumah Anggota DPR, Sahroni. Dari video yang beredar luas di media sosial, massa merangsek masuk ke rumah Sri Mulyani dan memporak-porandakan sejumlah barang. Massa bahkan memboyong beberapa barang dari rumah tersebut, mulai dari perabot, mainan anak, barang elektronik, hingga lukisan. 

Saat peristiwa tersebut terjadi, Sri Mulyani diketahui sedang tidak berada di kediamannya. Usai peristiwa itu, perempuan yang pernah menduduki posisi Direktur Pelaksana Bank Dunia 2010-2016 ini, ia menyampaikan rasa terima kasih atas simpati dan doa masyarakat terkait musibah yang menimpanya. 

Baca Juga: Sudah Minta Maaf, Apartemen Uya Kuya Tetap Ditarget Massa Penjarah

rb-2

Terbaru, melalui akun Instagramnya pada 2 September 2025, Sri Mulyani menyampaikan bahkan dirinya kehilangan sebuah lukisan berharga. 

Sebuah lukisan bergambar bunga yang dilukis sendiri oleh Sri Mulyani 17 tahun silam. Ia pun mengungkapkan bahwa lukisan itu dibawa oleh seorang laki-laki berjaket Merah. 

“Laki-laki berjaket merah memakai helm hitam tampak memanggul Lukisan cat minyak Bunga diatas kanvas ukuran cukup besar. Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri keluar dari rumah pribadi saya yang menjadi target operasi jarahan hari minggu akhir Agustus 2025 dini hari” ungkap Sri Mulyani Indrawati dalam unggahan Instagramnya (02/09/2025).

Baca Juga: Misteri Flashdisk Ahmad Sahroni yang Diduga Hilang Imbas Penjarahan Terpecahkan, Nasdem Angkat Bicara!

Lukisan bunga miik Sri Mulyani yang dijarah (Instagram)Lukisan bunga miik Sri Mulyani yang dijarah (Instagram)
Bagi sang Menteri Keuangan, lukisan tersebut bukanlah lukisan biasa, melai kan memiliki makna yang dalam tentang keluarga. 

“Lukisan Bunga itu bagi penjarah pasti dibayangkan bernilai sekedar seperti lembaran uang. Lukisan Bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya.” tulisnya lagi. 

Menurutnya, hilangnya lukisan tersebut merupakan kiasan seperti hilangnya rasa aman, kepastian hukum, perikemanusiaan dan keadilan akibat peristiwa penjarahan itu. 

“Lukisan Bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia.”

“Bagi penjarah, rumah dan barang-barang tersebut hanyalah sekedar target operasi. Para penjarah seperti berpesta, bahkan diwawancara reporter media: “dapat barang apa mas?” - dijawab ringan, dengan nada sedikit bangga tanpa rasa bersalah : “ lukisan”. Liputan penjarahan dimuat di media sosial dan diviralkan secara sensasional. Menimbulkan histeria intimidatif yang kejam. Hilang hukum, hilang akal sehat dan hilang peradaban dan kepantasan, runtuh rasa perikemanusiaan. Tak peduli rasa luka yang tergores dan harga diri yang dikoyak yang ditinggalkan. Absurd…!”

Sri Mulyani juga menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya para korban yang gugur dalam aksi demonstrasi akhir Agustus lalu. 

“Minggu kelabu akhir Agustus itu, ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekedar lukisan saya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang yang tak akan tergantikan. Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, Sumari. Menimbulkan duka pedih yang mendalam bagi keluarga. Tragedi kelam Indonesia.”

Detik-detik penjarahan di rumah Sri Mulyani (Instagram)Detik-detik penjarahan di rumah Sri Mulyani (Instagram)
Tidak hanya menyampaikan rasa duka, Sri Mulyani mengingatkan bahwa fondasi Indonesia sebagai negara hukum telah runtuh. 

“Dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang. Yang ada adalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya fondasi berbangsa dan bernegara kita, negara hukum yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab.” 

“Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu. Jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah dan tanpa keluh kesah serta tanpa putus asa.” 🇮🇩

Bintaro, 2 September 2025.

Pada paragraf akhir, Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan rumah bersama. Ia meminta seluruh masyarakat untuk menjaganya bersama.
 

Tag lukisan sri mulyani penjarahan

Terkini