Spoiler One Piece Chapter 1160: Kebohongan Terbesar di Balik Insiden God Valley yang Baru Terungkap!
Film

Ada sebuah pepatah lama yang mengatakan bahwa sejarah tidak pernah mencatat kebenaran mutlak, melainkan versi cerita yang disuarakan oleh para pemenang.
Dalam dunia One Piece, tidak ada contoh yang lebih gamblang dari hal ini selain Insiden God Valley. Selama puluhan tahun, dunia mengenal peristiwa ini sebagai panggung kepahlawanan Monkey D. Garp.
Namun, chapter 1160 secara brutal merobek narasi tersebut dan menunjukkan kepada kita kebenaran di baliknya: sebuah kebohongan besar yang dibangun di atas penderitaan.
Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1158: RAHASIA GOD VALLEY TERBONGKAR! Asal Usul Shanks & Pengkhianatan yang Mengubah Dunia One Piece
Mari kita ingat kembali cerita resminya: Bajak Laut Rocks yang perkasa mengancam dunia, dan Wakil Laksamana Garp, dengan bantuan tak terduga dari Gol D. Roger, berhasil mengalahkan mereka di God Valley.
Atas jasanya melindungi Kaum Naga Langit dan dunia, Garp dianugerahi gelar "Pahlawan Angkatan Laut". Cerita ini sederhana, heroik, dan yang terpenting, menyembunyikan bagian tergelapnya.
Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1160! Tiga Kekuatan Terbesar Dunia Bentrok di Satu Pulau, Kebenaran yang Disembunyikan Terungkap!
Kenyataan yang diungkap chapter terbaru jauh dari kata heroik. God Valley pada hari itu bukanlah medan perang biasa, melainkan arena pribadi bagi Kaum Naga Langit untuk melangsungkan "permainan berburu" manusia.
One Piece Image
Mereka mengumpulkan budak dari berbagai ras, termasuk Klan Devy, hanya untuk menjadi target perburuan dalam permainan sadis mereka. Ini bukanlah invasi bajak laut; ini adalah sebuah festival kekejaman.
Seluruh peristiwa diawali bukan dengan ancaman, melainkan dengan presentasi para korban. Para budak dipamerkan layaknya piala sebelum diburu dan dibantai tanpa ampun oleh Tenryuubito dan para Ksatria Tuhan.
Konteks inilah yang sengaja dihapus dari buku sejarah. Insiden God Valley bukanlah tentang Angkatan Laut yang melindungi dunia, melainkan tentang mereka yang harus turun tangan ketika pesta internal para penguasa menjadi terlalu kacau.
Di tengah kekejian ini, figur keadilan pertama yang bertindak justru bukanlah seorang Angkatan Laut, melainkan Monkey D. Dragon.
Tindakannya menyelamatkan Kuma dari todongan senjata seorang Tenryuubito adalah percikan perlawanan pertama di pulau itu.
Dragon adalah pahlawan sejati di momen tersebut, seorang pahlawan yang namanya harus dihapus dari sejarah resmi karena tindakannya adalah sebuah serangan langsung terhadap "para dewa".
Kedatangan Bajak Laut Rocks, yang dalam sejarah resmi disebut sebagai penjahat utama, justru menjadi katalisator yang mengganggu pesta keji para Tenryuubito.
Meskipun tujuan mereka egois—mencari harta dan kekuasaan—kehadiran mereka secara tidak langsung menghentikan perburuan manusia dan mengubah dinamika di pulau itu. Mereka adalah masalah, tetapi masalah yang muncul di tengah masalah yang lebih besar.
Situasi semakin tak terkendali dengan kedatangan Bajak Laut Roger. Kini, God Valley menjadi titik temu tiga kekuatan besar dengan agenda masing-masing.
One Piece Image
Pertempuran antara Rocks, Roger, dan kekuatan internal Tenryuubito menciptakan sebuah kekacauan masif yang tidak bisa lagi ditutup-tutupi atau ditangani secara internal oleh Ksatria Tuhan.
Di sinilah peran Garp yang sebenarnya dimulai. Kedatangannya bukanlah untuk misi heroik melindungi rakyat, melainkan sebagai "tim pembersih" tingkat tinggi.
Tugasnya adalah untuk membereskan kekacauan yang diciptakan oleh para majikannya, Kaum Naga Langit. Garp datang untuk meredam situasi yang sudah di luar kendali dan memastikan para bangsawan dunia itu selamat.
Narasi "Pahlawan Garp" kemudian diciptakan dari abu kekacauan ini. Pemerintah Dunia dengan cerdik memutarbalikkan fakta.
Mereka mengambil tindakan Garp (mengalahkan Rocks) dan membingkainya sebagai tindakan perlindungan terhadap dunia, padahal tujuan utamanya adalah melindungi para Tenryuubito dari konsekuensi perbuatan mereka sendiri. Gelar "Pahlawan" adalah upah sekaligus alat propaganda yang sempurna.
Bisa dibayangkan bagaimana peristiwa ini meninggalkan luka mendalam bagi Garp. Ia terpaksa melindungi orang-orang yang paling dibencinya dan kemudian dipuja karena tindakan tersebut.
Momen inilah yang kemungkinan besar memperkuat kebenciannya pada sistem dan kaum bangsawan, sebuah sentimen yang ia pegang teguh hingga usia senjanya.