Pernikahan Rizky Febian dan Mahalini digelar Jumat (10/5) besok di sebuah hotel di Jakarta.
Jelang pernikahan, Mahalini pun dipastikan telah memeluk Islam, ikuti keyakinan Rizky Febian. Tadinya, Mahalani adalah pemeluk Hindu.
Mahalini mengucap dua kalimat syahadat usai jalani upacara Mepamit, tradisi umat Hindu Bali sebagai perpisahan pada keluarga sebelum dinikahi Rizky Febian.
Rizky Febian dan Mahalini di acara Mepamit. [Instagram]
Di mana lokasi pengislaman Mahalini, tak diketahui secara pasti.
Berstatus mualaf, Mahalini memiliki keistimewaan menurut agama Islam. Sebab, berpindah agama adalah bukan perkara mudah.
Alasan utamanya adalah karena dia harus berhadapan dengan individu yang memiliki pandangan berbeda, bahkan ada yang menolak agama Islam dengan tegas.
Dikatakan bahwa seseorang yang kemudian diberi hidayah dan memeluk Islam adalah sangat beruntung.
Ketika seseorang memeluk Islam, dia secara otomatis dibersihkan dari dosa-dosa seperti bayi yang baru lahir. Padahal ketika dia masih menganut agama lamanya, dia mungkin tidak pernah melakukan ibadah seperti salat, puasa, dan sebagainya.
Rizky Febian dan Mahalini jalani upacara Mepamit [Instagram]
Keistimewaan seorang mualaf seusai dengan hadits yang berbunyi, “Apabila seseorang masuk Islam kemudian Islamnya menjadi baik, niscaya Allah akan menghapus segala kejahatan yang telah dilakukan. Setelah itu, ia akan diberi balasan yaitu setiap kebaikannya akan dibalas Allah sepuluh sampai tujuh ratus kali. Sedangkan kejahatannya dibalas (hanya) setimpal kejahatannya itu, kecuali jika Allah memaafkannya.”
Kemudian ada dalil yang terdapat dalam Surat Al-Anfaal ayat 38. Allah SWT menjanjikan pengampunan bagi musuh-musuh Nabi Muhammad SAW jika mereka berhenti dari kekafiran.
“Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, (Abu Sufyan dan kawan-kawannya) ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu (dibinasakan),”
