Gosip

Ernest Prakasa Komentari Strata Kekayaan China Indo: Siapa tau dapet bonus dipalak sama Chindo

Ernest Prakasa

Ernest Prakasa memberikan tanggapan mengenai strata kekayaan orang-orang cindho berawal dari viralnya bocah bernama Kevin yang asyik joged di Stasiun Rangkasbitung.

Sebuah akun membagikan di Twitter, Kevin menari aktif dengan background keramaian stasiun. Dia percaya diri sedangkan orang-orang melihatnya.

“Kevin you dance disitu, mami yang take video for informasi return flow after eid,” tulis akun feedemady pada Selasa (16/4).

Seorang netizen menelusuri kehidupan Kevin dan membeberkan di Twitter.

“Setelah menelusuri profil Kevin secara singkat, saya menemukan bahwasanya Kevin ini adalah seorang Tionghoa Peranakan asal Pademangan,” ungkap akun Twitter phileisophos.

“Artinya, nggak seperti komentar para netizen, ada kemungkinan Kevin ini bukan tipe Chindo Sunter, Kelapa Gading, dan semacamnya yang umumnya,” lanjutnya.

Pernyataan itu membuat diskusi panas soal strata kehidupan china Indo di Indonesia.

“Bisa dilihat tempat yang ia kunjungi juga warung nasi padang pinggir jalan dan stasiun krl rangkasbitung 😬,” ungkap salah seorang netizen.

Dia berasumsi Kevin adalah warga China Indo yang berasal dari keluarga miskin. Namun ada yang memiliki pendapat berbeda.

“Chindo is chindo, semenengah kebawahnya dia tetep lebih kaya dari gue dan elu bang 😭😭😭,” terangnya.

Rupanya pendapat ini menyulut Ernest Prakasa berkomentar.

“Coba main ke Bandengan, Jelambar, Tambora, dan masih banyak lagi. Siapa tau dapet bonus dipalak sama Chindo, jarang-jarang kan? 😂,” kata Ernest Prakasa.

Tweet Ernest Prakasa soal chindo [twitter]

Mau tak mau, Ernest pun membuka masa lalunya di kala SMA.

“SMA gue deket Glodok. Orang yang mikir semua Chindo itu kaya mah sesimpel kurang luas aja pergaulannya. Itu baru bahas Jakarta, belum lagi di daerah,” ungkapnya.

Dia merasa chindo yang diungkap netizen memiliki kekayaan di atas rata-rata sangat tidak valid.

Ernest merasakan sendiri hidup menjadi chindo dan bertemu dengan banyak orang dari strata yang berbeda.

“Makanya satu-satunya obat penawar untuk stereotip etnis adalah: main yang jauh, bergaul yang luas. 🤝,” saran Ernest.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Indopop.id Dapatkan Gosip Ekslusif Paling Update dan Terkini Selebriti Indonesia
Dismiss
Allow Notifications