Pendeta Gilbert Lumoindong hadir di bincang-bincang bareng dr. Richard Lee yang disiarkan melalui YouTube pada Selasa (23/4/2024).
Kehadiran Pendeta Gilbert bertepatan dengan ramainya pembahasan soal menghubungkan salat dan zakat dalam Islam hingga berujung pada laporan polisi.
Pendeta Gilbert kini tengah dilaporkan atas dugaan kasus pelecehan agama kendati sudah minta maaf.
Kepada dr. Richard Lee, Pendeta Gilbert Lumoindong mengakui apabila dirinya telah melanggar batas untuk membicarakan agama lain.
“Tidak ada sama sekali niat apapun. Tapi kalau itu dianggap sebagai sesuatu yang salah, saya melihat bukan wilayah saya untuk berbicara,” jelas Pendeta Gilbert.
Kendati begitu, Pendeta Gilbert juga menegaskan tak bermaksud mengolok-olok.
“Saya melanggar pagar yang harusnya nggak boleh saya langgar. Saya nggak harus bahas itu di tengah komunitas saya. Salahnya melanggar pagarnya itu,” tambah Pendeta Gilbert.
Pendeta Gilbert Lumoindong [Instagram]
Pertama-tama, Pendeta Gilbert Lumoindong merasa perbedaan 2,5 persen zakat dalam agama Islam dan 10 persen perpuluhan dalam agama Kristen adalah sebuah keunikan.
Bukan menghina umat Islam, Pendeta Gilbert merasa ucapannya justru mengkritik umat Kristen.
“Ketika saya bilang repot dan berat, itu sebetulnya autokritik terhadap umat Kristiani,” tutur Pendeta Gilbert.
Begitu pun dengan reaksi tawa yang terdengar dari jemaat Pendeta Gilbert dalam video viral. Menurut Pendeta Gilbert, mereka justru sedang menertawakan diri sendiri.
Pendeta Gilbert Lumoindong [Instagram]
“Kesalahan saya di sini mungkin membandingkan yang nggak harusnya saya bandingkan. Tidak ada maksud saya untuk mengolok-ngolok,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Pendeta Gilbert Lumoindong ramai dikritik, salah satunya karena membandingkan zakat dan perpuluhan.
Karena zakat umat Islam hanya 2,5 persen, maka menurutnya mereka diwajibkan salat lima waktu dalam sehari.
Sementara umat Kristen, karena sudah membayar perpuluhan 10 persen, maka hanya perlu ke gereja sekali dalam sepekan.
