Debat Alot Ahli Gizi dan Wakil Ketua DPR RI Soal MBG, Singgung Acak-acak Profesi hingga Peran Persagi!
Baru-baru ini, viral video debat antara ahli gizi dengan wakil ketua DPR RI, Cucun Syamsurijal di acara konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Gratis (MBG) se-Kabupaten Bandung. Dalam video yang beredar, terlihat debat alot antara ahli gizi dan wakil ketua DPR RI tersebut.
Dalam diskusinya turut disinggung masalah adanya acak-acak profesi hingga MBG tidak memerlukan ahli gizi. Hal itu tentu menjadi sorotan dan menuai beragam komentar dari netizen.
Cuplikan video debat alot ahli gizi vs wakil ketua DPR RI itu dibagikan oleh akun Instagram @folkjog, pada Minggu, (16/11/2025). Dalam video tampak jelas bahwa ada seorang wanita tengah berdiri di antara para peserta konsolidasi untuk mengungkapkan pendapatnya.
Baca Juga: Ahli Gizi Bilang Ulat di Sayur MBG Bangkalan "Bisa Dimakan dan Berprotein", Warganet Syok
Perempuan berhijab yang merupakan ahli gizi itu mengungkapkan persoalan dan solusi dalam memperbaiki program MBG. Salah satu permasalahan yang menjadi sorotan adalah perekrutan tenaga non-ahli gizi yang mengisi posisi ahli gizi pada SPPG.
Ia berpendapat, Badan Gizi Nasional (BGN) dapt bekerjasama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). Namun, penyampaian kegelisahan dan solusi tersebut justru dinilai arogan oleh Cucun.
Baca Juga: Biodata dan Agama Diandra Dieva Pertiwi, Kepala SPPG Sebut Ulat di MBG Bisa Dimakan
"Jadi saya paham bahwa pada saat ini memang sulit sekali mencari ahli gizi di lapangan. Nah solusinya, jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari nongizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi, tapi cukup sebagai posisi pengawas produksi dan kualitas atau QA dan QC," ujar si ahli gizi.
Ia lantas memberikan solusi terkait permasalahan yang ada, yakni dengan menggandeng Persagi.
"Kemudian, solusi yang lain adalah BGN boleh berkolaborasi dengan organisasi profesi jadi pak Soni, bu Nani, kita ini punya rumah pak bu bernama Persagi, yaitu persatuan ahli gizi Indonesia, rumah yang sangat besar menaungi seluruh ahli gizi di Indonesia. Jadi saya tidak tahu juga apakah kemarin saat rapat dengan Kemenkes apakah melibatkan Persagi atau tidak. Jadi ke depannya, BGN bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi Persagi," paparnya lagi.
Ahli Gizi Singgung Soal Acak Acak Profesi Cc Instagram
Tidak menutup kemungkinan terkait perekrutan non-ahli gizi, peserta rapat konsolidasi itu mempertanyakan status MBG sebagai makanan bergizi.
"Nah, kemudian tadi kalau misalkan memang BGN merekrut non ahli gizi, apakah MBG itu tetap bergizi karena mengingat kegiatan ini bukan hanya memberi makanan tapi di dalamnya juga ada edukasi dan juga ada surveillance gizi," tanyanya.
Ia juga memberikan saran agar pemerintah turut menggandeng organisasi profesi Hakli terkait usulan menambah ahli sanitasi.
"Kemudian, selain organisasi profesi hak Persagi, saya juga ingin memberi saran terkait nanti misalkan bapak-ibu menambah ahli sanitasi tolong merangkul dan kolaborasi dengan profesi Hakli, yaitu Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia. Jadi tolong jangan diacak-acak profesi kesehatan ini," tuturnya kemudian.
Belum selesai memberikan solusi, perempuan berhijab itu langsung mendapat jawaban telak dari Cucun Syamsurijal.
Wakil Ketua Dpr Ri Cucun Syamsurijal Sebut Ahli Gizi Arogan Cc Instagram
"Itu kan terkait profesi kamu, biar nggak terlalu panjang kasihan yang lain. Jangan duduk dulu, gini bapak ibu sekalian saya nggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang.
Membuat kebijakan itu saya. Saya nanti akan ajak rapat BGN akan mengubah diksi daipada ahli gizi ini menjadi satu tenaga pengawas atau pemantau, satu tenaga yang menangani gizi, tidak perlu ahli gizi. Nanti akan saya selesaikan di DPR," terang Cucun Syamsurijal.
Tidak berhenti sampai di situ, Cucun juga menilai pertanyaan perempuan tersebut sebagai bentuk kritik arogan.
"Kalian nggak boleh arogan gitu bicara undang-undang, semua diksi policy yang ada di republik ini nih misalkan Pak Camat untuk jadi capat harus dari STPDN, tidak perlu kan? tapi harus memiliki ilmu pemerintahan.
Kalau kalian ego kayak gini, ini dalam rangka membangun bangsa, nanti bapak ibu sekalian boleh konter mereka dengan kesombongan ini, sorry republik ini bukan milik ahli gizi," sambungnya.
Cucun lantas mengatakan MBG bisa berjalan tanpa adanya profesi ahli gizi maupun bekerjasama dengan Persagi.
"Kalian jangan tepuk tangan seperti itu, sudah rapat di DPR saya ketok tidak perlu ahli gizi, tidak perlu Persagi, yang diperlukan adalah satu tenaga yang mengawasi gizi, tidak perlu ahli gizi, selesai kalian.
Jangan bicara arogansi dengan saya, semua keputusan di republik ini, saya tinggal pegang palu, selesai," ungkapnya.
Di akhir statementnya, wakil ketua DPR RI itu juga mengungkap kemungkinan lulusan SMA terlibat dalam penanganan program MBG.
"Saya nggak mau ada orang sombong 'Saya ini ahli gizi', nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang, bila perlu anak-anak fresh graduate, anak SMA cerdas-cerdas dilatih tiga bulan, kasih sertifikasi, saya siapkan BSNP, tidak perlu seperti kalian yang sombong," pungkasnya.