“Amerika Bukan Tempat Aman” Pekerja Korea Ungkap Penganiayaan dan Gestur Rasis di Penahanan AS

Setelah hampir sepekan berada di ruang tahanan, sebagian besar akhirnya memilih kembali ke Korea Selatan secara sukarela.

Vibes

26 September 2025 | 13:13:00
“Amerika Bukan Tempat Aman” Pekerja Korea Ungkap Penganiayaan dan Gestur Rasis di Penahanan AS
Pekerja Korea di AS mereka mengaku mendapat perlakuan diskriminatif.

Ratusan pekerja asal Korea Selatan yang dikirim untuk membantu pembangunan pabrik baterai Hyundai dan LG di Georgia, Amerika Serikat, pulang dengan pengalaman pahit. Mereka menuturkan bahwa masa penahanan oleh pihak imigrasi AS menjadi mimpi buruk yang tak terlupakan.

rb-1

Sebanyak 316 pekerja sempat ditangkap awal September 2025. Setelah hampir sepekan berada di ruang tahanan, sebagian besar akhirnya memilih kembali ke Korea Selatan secara sukarela.

Kesaksian mereka kemudian mengejutkan publik. Para pekerja menyebut kondisi fasilitas sangat buruk, mulai dari air minum yang berbau, kasur lembab berjamur, hingga toilet yang hanya dipisahkan tirai tipis tanpa privasi.

Baca Juga: Film Weapons Terus Mendominasi Box Office Amerika Serikat, Jadi Sorotan Penonton International

rb-2

Lebih menyakitkan lagi, mereka mengaku mendapat perlakuan diskriminatif. Beberapa penjaga disebut menirukan gerakan mata sipit sebagai bentuk ejekan terhadap orang Asia. Tindakan itu meninggalkan luka mendalam bagi para pekerja.

Para pekerja Korea di ASPara pekerja Korea di AS

Seorang pekerja bahkan berkata bahwa kenangan itu akan membekas seumur hidup. Ia menegaskan tidak lagi menganggap Amerika sebagai negara yang aman untuk bekerja.

Baca Juga: Perdana Diungkap, Marshanda Cerita Momen Pilu Tunangan Bulenya Tewas Jatuh dari Lantai 26

The New York Times melaporkan bahwa razia imigrasi yang terjadi pada 4 September berlangsung layaknya operasi militer. Agen ICE datang menggunakan helikopter dan kendaraan lapis baja, membuat suasana di lokasi proyek langsung mencekam.

Enam pekerja yang diwawancarai Times mengatakan mereka tidak diberi penjelasan memadai soal alasan penahanan. Bahkan ada yang mengaku hak-hak dasar tidak dibacakan, telepon seluler disita, dan akses ke pengacara maupun keluarga dibatasi.

Data menunjukkan ada lebih dari 470 orang yang ditangkap dalam operasi besar ini. Jumlah tersebut menjadikan razia tersebut sebagai salah satu penegakan imigrasi terbesar dalam sejarah Amerika.

Sebagian besar pekerja diketahui masuk dengan visa bisnis B1 atau bebas visa ESTA. Namun status tersebut kemudian dipermasalahkan, karena aktivitas mereka dinilai sudah menyerupai pekerjaan langsung, bukan sekadar konsultasi.

Insiden ini bukan hanya menimbulkan trauma bagi para pekerja, tetapi juga memicu masalah baru di sektor industri. Hyundai memperkirakan pembangunan pabrik baterai akan tertunda dua hingga tiga bulan akibat kasus ini.

Sementara itu, LG Energy Solution menyatakan harapan agar pemerintah Amerika memberikan kategori visa khusus untuk teknisi asing. Hal ini dianggap penting agar kasus serupa tidak kembali terjadi di masa depan.

Pekerja Korea di AS dapat tindakan tidak pantasPekerja Korea di AS dapat tindakan tidak pantas

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan juga telah angkat bicara. Pemerintah berjanji menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia serta memberikan perlindungan lebih baik bagi tenaga kerja asal negaranya.

Insiden ini akhirnya menjadi sorotan dunia internasional. Banyak pihak menilai bahwa perlakuan yang dialami para pekerja dapat menimbulkan ketegangan diplomatik antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Pada saat yang sama, kasus ini mengingatkan dunia betapa pentingnya menjamin keamanan serta martabat pekerja asing di manapun mereka berada.

Tag Korea Selatan Amerika Serikat penahanan

Terkini