Sosok Verena Ayu Mantan Pramugari, Resign Lalu Jualan Kopi Keliling
Satu kisah inspiratif yang viral dan mengejutkan datang dari seorang wanita bernama Verena Ayu Fia Septiana.
Wanita cantik warga Tohudan, Colomandu, Karanganyar ini dulunya adalah seorang pramugari, tapi kini ia alih profesi menjadi penjual kopi keliling.
Verena berkarier sebagai pramugari selama 10 tahun, bergabung dengan sebuah maskapai pada 2014, dan mulai aktif terbang pada 2015.
Saat masih menjadi pramugari, hari-hari Verena selalu dipenuhi dengan jadwal padat, menjalani penerbangan nasional hingga internasional. Tapi segalanya berubah setelah ia menikah.
Verena Ayu Yang Alih Profesi Jualan Kopi Keliling (Instagram)“Saya pramugari di Lion Air selama kurang lebih 10 tahun. Tapi akhirnya saya putuskan tidak lanjut kontrak karena ikut suami," ungkap Verena.
"Suami kerja di Solo, sedangkan saya home base-nya di Jakarta. Kalau terus terbang, berarti harus LDR (long distance relationship). Daripada rumah tangga nanti tidak baik, saya pilih berhenti. Saya percaya ridho suami itu di atas segalanya,” kata Verena.
Keputusan yang diambil Verena untuk meninggalkan pekerjaan yang menjadi impian semua orang tentu tidak mudah.
Ia harus membiasakan diri dengan rutinitas rumah tangga yang hampir tidak pernah ia lakukan selama menjadi pramugari.
Setelah menikah selama hampir dua tahun, Verena mulai mengalami kebingungan dan kehilangan arah.
“Setelah berhenti, awalnya saya senang bisa punya waktu banyak di rumah. Tapi lama-lama bingung juga, enggak ada kegiatan," katanya.
"Sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk mulai usaha kopi keliling. Awalnya ragu banget, tapi kalau enggak dicoba, kita enggak akan tahu hasilnya seperti apa,” tambah Verena.
Dengan semangat kuat, ia mulai berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk menjajakan kopi jualannya. Dan kemudian, Verena memilih tempat berjualan di sekitar Shelter Tugu Boto.
“Suami awalnya nyaranin pakai pegawai aja biar saya di rumah. Tapi saya pikir, kalau pakai pegawai, saya malah enggak punya kegiatan. Jadi ya saya jalani sendiri aja. Toh dekat dari rumah, bisa sambil ngobrol sama pelanggan juga,” tuturnya.
Baik bekerja sebagai pramugari maupun pedagang kopi keliling, keduanya sama-sama menuntut keramahan, kesabaran, dan pelayanan terbaik kepada orang lain.
“Sama-sama melayani dan ketemu orang banyak. Bedanya, dulu saya harus tampil rapi, full make-up, dan seragam lengkap.
Kalau sekarang ya bebas, mau pakai kaus, celana jeans, sandal, enggak masalah. Yang penting pelanggan puas,” tukasnya.
Namun, menurut Verena, pekerjaannya yang sekarang sebagai penjual kopi keliling justru memberinya makna hidup yang sempurna, yaitu menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.
“Dulu waktu jadi pramugari, saya terbiasa hidup glamor. Barang harus branded, tampil harus sempurna,” kata Verena.
“Tapi setelah jualan kopi ini, saya sadar kalau bahagia itu sederhana. Enggak harus punya tas mahal atau sepatu bagus. Sekarang saya lebih menikmati hidup apa adanya. Kalau diajak susah bisa, diajak sederhana juga bisa. Dan ternyata, justru lebih damai,” lanjutnya.
Ia berharap usahanya bisa berkembang, dan mampu memberi inspirasi serta keberanian pada perempuan lain untuk memulai hal baru.
“Kalau saya boleh pesan, jangan takut berubah. Kadang kita harus melepas sesuatu yang nyaman untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam," tandasnya.
"Saya bersyukur, dari pramugari saya bisa belajar disiplin dan sopan santun, dan itu semua berguna juga di usaha ini,” tutup Verena.