Me and Moms

Seorang Ibu Bagikan Penyebab Tantrum Putranya, Ditengarai Akibat Kebiasaan Tidur!

Seorang ibu pernah membagikan kisah di balik kebiasaan tantrum putranya, yang saat itu sudah berusia delapan tahun.

Adalah Melody Yazdani, seorang ibu dari anak laki-laki berusia delapan tahun bernama Kian. Sebelumnya, Kian kerap digambarkan sebagai anak yang nakal di sekolah.

Ilustrasi anak (Pexels)

Melody sampai beberapa kali dipanggil pihak sekolah karena Kian dilaporkan kedapatan mendorong temannya atau bertingkah kasar lainnya.

Padahal dulu Kian dikenal sebagai anak yang pintar dan sangat bersahabat. Tapi kemudian semuah hal berubah. Kian kerap mengalami tantrum setiap pagi dan sebelum tidur.

Kian mulai melempar sesuatu atau memukul-mukul. Ia juga mulai berteriak heboh bahkan sejak pukul lima pagi.

Melihat perubahan putranya, Melody lalu membawa Kian ke seorang terapis yang merekomendasikan tes ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

ADHD sendiri meruoakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak, hingga menyebabkan aktivitas anak jadi tidak lazim dan cenderung berlebihan.

Sampai pada satu titik, Melody membagikan foto Kian di Facebook pada 2018 lalu, dengan keterangan foto yang sangat panjang. Ia pun memperingatkan orangtua mengenai ‘tanda bahaya’ pada foto tersebut.

Ilustrasi anak. (Pexels)

“Untuk semua orangtua. Apabila kalian memiliki anak, saya akan memberi tahu kalian sesuatu yang perlu kalian tahu dan mungkin tidak pernah kalian dengar. Dan tolong bagikan kisah ini. Ada tanda bahaya dalam foto yang saya bagikan ini. Apakah kalian melihatnya?”

Dan tanda bahaya itu ternyata, mulut Kian yang menganga ketika tertidur. Melody mengklaim menemukan sebuah artikel yang mengaitkan kondisi ADHD dengan masalah tidur dan bernafas dengan mulut.

“Anak-anak tak seharusnya bernafas dengan mulut mereka. Tidak saat terbangun atau tidur, tidak. Bernafas dengan mulut adalah hal yang tidak normal dan memiliki konsekuensi panjang pada kesehatan. Saya ulangi, karena ini sangat penting, TIDAK BERNAFAS DENGAN MULUT SAAT SIANG ATAU MALAM”, tulisnya lagi.

Ia lalu menjelaskan saat bernafas dengan mulut, otak dan tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Saat malam, kekurangan oksigen ini akan mengakibatkan kualitas tidur yang berkurang serta kemampuan otak untuk beristirahat akan menurun.

Ia juga mengklaim setiap anak yang memiliki masalah ADHD dan memperbaiki pola tidur, akan memperbaikin kondisi mereka 70 persen lebih baik selama enam bulan terapi.

“ADHD terobati. Karena itu bukan ADHD. Ini ada pada anak sebesar 70 persen. Biarkan hal tersebut hilang,” curhat Melody, yang beritanya dimuat oleh Mirror, dikutip IndoPop, Senin (29/1/2024).

Kian sendiri kemudian didiagnosis memiliki masalah sleep apnea dan sinusitis.

“Kita tidak tahu kalau ternyata Kian mengalami sakit kepala setiap hari, dan ia tidak pernah memberi tahu kami.”

Melody lalu melihat perubahan ke arah yang lebih baik setelah Kian menjalani terapi bernafas lewat hidung.

“Kami melihat perbedaan 180 derajat. Tidak ada lagi tantrum. Sanget berubah. Inilah mengapa saya membagikan kisah ini: Tidak ada seorangpun selama 12 tahun saya mengasuh anak, pernah mengatakan ini.”

“Semua tandanya ada di sana. Tepat di depan mata kita dan saya tidak tahu apa-apa,” tutupnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Exit mobile version