Gosip

Rio Dewanto Kesulitan Melepaskan Peran dalam Film 13 Bom di Jakarta

Rio Dewanto Instagram
Rio Dewanto/dok.Instagram@riodewanto

Rio Dewanto memperkenalkan film terbarunya yang berjudul 13 Bom di Jakarta. Dalam film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, Rio Dewanto berperan sebagai Arok.

Ia adalah pemimpin kelompok terorisme yang memiliki rencana meledakkan bom di 13 lokasi yang tersebar di seluruh Jakarta.

Film ini mengusung genre aksi-spionase dan diharapkan akan memberikan pengalaman seru kepada penonton dengan adegan-kejadian seperti teror, kejar-kejaran mobil, hujan peluru, ledakan, dan aksi laga.

Menghidupkan karakter Arok bukanlah tugas yang mudah bagi Rio Dewanto. Perjuangannya tidak main-main, karena selain harus berakting sebagai pemimpin kelompok teror, dia juga harus merasa akrab dengan senjata serta menghayati kehidupan sebagai sosok yang manipulatif.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ʀ ᴅ (@riodewanto)

Berbeda dengan beberapa aktor lain yang dapat mendalami peran mereka melalui workshop dan belajar langsung dengan ahlinya, Rio Dewanto tidak memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari sumbernya, yaitu teroris.

Oleh karena itu, dia mempelajari karakter Arok dari tokoh yang menginspirasi Arok, yaitu subcomandante Marcos, Ketua Zapatista di Meksiko, anggota gerakan kiri yang menentang pemerintahan. Rio juga melakukan pembelajaran lebih lanjut mengenai terorisme melalui artikel-artikel.

Akibat dari pendalaman karakter yang intens, Rio mengakui kesulitan untuk melepaskan diri dari karakter Arok, terutama karena sifat manipulatifnya yang begitu melekat. Karakter tersebut telah meresap dalam dirinya selama berbulan-bulan.

“Mungkin karena berbulan-bulan mempelajari karakter itu, hidup di dalam dirinya dia. Saya jadi manusia yang manipulatif banget,” ujar Rio Dewanto.

Rio memahami bahwa terlalu mendalam dalam pendalaman karakter dapat membuat penonton terkesan karena terlihat tidak sedang berakting, tetapi pada saat yang sama, hal ini membuatnya sulit untuk kembali menjadi dirinya sendiri, sebuah fenomena yang umum terjadi di industri perfilman, tidak hanya di Indonesia.

Rio Dewanto Instagram

Rio Dewanto/dok.Instagram@riodewanto

Untungnya, Rio Dewanto dan para pemain lainnya didampingi oleh pelatih akting Rukman Rosadi, yang turut terlibat dalam film ini.

Kehadiran Rukman Rosadi membantu para pemain untuk lebih mudah dalam mendalami karakter dan kemudian melepaskannya. Rosa memperhatikan bahkan gestur tubuh sederhana yang dapat mempengaruhi pemain untuk kembali ke identitas asli mereka.

“Tapi di sini didampingi dengan metodenya Om Rosa (Rukman Rosadi) ngejaga banget untuk setiap pemain sih. Dia ngajarin gimana masuk dan keluar dari karakter, untuk kembali jadi diri sendiri,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Rio Dewanto menyatakan bahwa peran Arok dalam film ini menjadi pencapaian baru baginya di dunia seni peran.

Ia merasa tertantang untuk memerankan karakter yang terlibat dalam peristiwa besar, bukan hanya menciptakan adegan aksi yang dramatis, tetapi juga menyampaikan pesan berharga kepada penonton.

Film produksi Visinema Pictures ini mengambil fokus pada Jakarta, sebuah kota metropolitan yang tiba-tiba berubah menjadi tempat yang menakutkan dan mencekam akibat peristiwa yang terjadi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top
Indopop.id Dapatkan Gosip Ekslusif Paling Update dan Terkini Selebriti Indonesia
Dismiss
Allow Notifications