Raffi Ahmad akhirnya menarik diri dari proyek pembangunan resort di Gunungkidul, Yogyakarta.
Dalam video dengan latar belakang berupa Masjidil Haram yang diunggah di akun @raffinagita1717, Raffi membuat video pernyataan.
Diketahui Raffi saat ini memang sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
Raffi mengungkap alasannya memilih untuk menarik diri dari proyek tersebut.
“Bagi saya, apapun yang saya lakukan dalam bisnis-bisnis saya ini, wajib sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia,” kata Raffi di video yang diunggah di Instagram pada Selasa (12/6/2024) malam.
View this post on Instagram
“Terutama harus dapat memberikan manfaat yang baik untuk seluruh masyarakat Indonesia,” sambung suami Nagita Slavina ini.
Raffi mengklaim sangat memperhatikan manfaat bisnisnya untuk orang banyak.
Namun jika bisnisnya menimbulkan kerugian, Raffi tak segan untuk mundur dari bisnis itu.
“Jikalau ini belum memberikan manfaat serta dapat menimbulkan kerugian untuk masyarakat dan lingkungan saya akan menarik diri dari proyek ini,” ungkap Raffi.
Aktor 37 tahun ini berharap pernyataannya dapat memberikan informarmasi yang benar sehingga tak ada isu-isu liar yang berkembang.
“Saya harap pernyataan yang saya sampaikan dapat memberikan kejelasan terkait berita ini,” tegas Raffi.
Petisi penolakan pembangunan resort Raffi Ahmad di Gunungkidul [change.org]
Sebagai informasi, Raffi mengumumkan akan membangun resort yang didalamnya terdapat beach club di Gunungkidul, Yogyakarta pada Desember 2023.
Namun rencana Raffi itu menuai protes karena lokasi proyek resort tersebut berada di kawasan lahan konservasi.
Proyek resort Raffi itu berdiri di Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menilai pembangunan proyek Raffi itu berpotensi merusak wilayah batuan karst serta daya tampung dan dukung air.
Selain itu, wilayah KBAK itu adalah zona rawan banjir dan amblesan tinggi.
Penolakan pembangunan resort Raffi itu pun dituangkan dalam petisi yang dibuat dalam situs change.org oleh seseorang bernama Muhammad Raafi pada 21 Maret 2024 lalu.
Sampai saat ini, petisi itu sudah disetujui oleh 54 ribu orang lebih.
Selain di situs change.org, penolakan juga terlihat di Instagram. Setidaknya ada lebih dari 74 ribu orang mengunggah stories berisi kampanye petisi tersebut.
