Solois HENRY Bela Jessi Terkait Kasus Dugaan Pemukulan Fans di Bawah Usia

HENRY tidak menyangka undangan malam itu di sebuah kafe di Gangnam akan berakhir jadi kasus yang berlarut hingga kini.
HENRY merupakan satu dari 12 teman Jessi yang malam itu berada di TKP kejadian.
Penyanyi asal Amerika Serikat ini menjadi saksi dalam kasus dugaan pemukulan fans Jessi di bawah usia.
Baca Juga: Ambrosia Private Club, Klub Eksklusif Geng Cendol Rayakan Ultah Ririn Ekawati & Ashanty
Dia pun menceritakan kronologi kejadian sebab dia berada di sana hingga kasus itu ditangani pihak berwajib.
"Saya diundang oleh beberapa teman di industri musik ke sebuah kafe di Gangnam. Saya bertemu Jessi dan teman-teman baru lainnya di sana untuk pertama kalinya," cerita HENRY.
"Setelah bar tutup, kami memutuskan untuk makan dan beristirahat. Kami berjumlah sekitar 12 orang. Kami berjalan-jalan mencari restoran," sambungnya.
Baca Juga: 10 Tips Nia Ramadhani Mengasuh 3 Anaknya, Jempolan Banget!
Di kala itu, dia melihat banyak penggemar Jessi menunggu dan meminta foto. Jessi menurutnya tidak terganggu dan meladeni.
"Banyak penggemar mengenali Jessi dan meminta foto, yang dengan senang hati diturutinya," papar pria keturunan Nigeria itu.
HENRY mengungkapkan dari 12 orang yang mabuk hanya dia dan Jessi. Mereka pun bubar. Saat akan pulang, ada fans dengan dua teman minta foto bareng.
Namun karena ada teman-teman yang mabuk, Jessi menolak. Fans muda itu sepertinya tidak terima.
"Karena lelah dan ingin jaga temannya yang mabuk, Jessi menolak dengan sopan dan bilang dia kelelahan. Meskipun ditolak, fans itu bertanya 'kenapa?' dan tampaknya terus mengganggunya," papar HENRY.
Dia menambahkan saat mereka akan pergi, fans pria memukul kipas angin. Mereka kaget dan bingung. Akhirnya mereka paham fans itu bukan dari Korea.
View this post on Instagram
"Jessi berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan pertengkaran agar tidak memanas tapi keputusan pria itu untuk memukul sungguh tidak masuk akal," ucap dia.
HENRY melanjutkan, Jessi meminta bantu teman. Mereka pun menenangkan diri di restoran sembari menunggu bantuan.
"Polisi datang dan memeriksa identitas semua orang dan penggemar tersebut mengonfirmasi 'itu bukan mereka', jadi polisi pun pergi," aku HENRY.
Dia bersaksi bahwa Jessi tidak melakukan kesalahan karena melihat langsung insiden malam itu.
"Bagaimana dia bisa mengendalikan orang-orang gila yang bahkan tidak dikenalnya? Mereka harus berhenti menganggapnya sebagai orang jahat," bela HENRY.